Jelang Berbuka Puasa, Iin Aulia Luangkan Waktu Berlatih Memanah

“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah,” (HR Bukhari, Muslim).
“Lemparkanlah (panah) dan tunggangilah (kuda).” (HR Muslim)

BATANGHARI, AksesJambi.com – Nabi SAW bersabda: Setiap permainan laghwun yang dilakukan seorang muslim adalah bathil, kecuali ketika dia melemparkan panah dengan busurnya, ketika ia melatih kudanya, dan bercanda dengan istrinya. Ketiga hal ini adalah al-haq.”(HR Tirmidzi, beliau berkata, “hadits hasan shahih.”)

Memanah, adalah salah satu olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dari hadits tersebut, terlihat dengan jelas bahwa memanah memiliki kaitan yang sangat erat dengan peradaban Islam.

Pada masa Rasulullah dan khulafaur rasyidin, panah dan memanah menjadi sarana penting untuk berperang. Keahlian memanah memberi sumbangsih besar kepada kaum Muslimin dalam memetik kemenangan di berbagai medan perang.

Berlatih memanah adalah olah raga yang menyenangkan, permainan yang mengasyikkan, namun tidak dianggap laghwun dan sia-sia. Banyak sekali motivasi Nabi SAW kepada umatnya untuk belajar memanah. Di antaranya, sabda Nabi saw,

“Sesungguhnya Allah akan memasukkan tiga orang ke dalam jannah karena satu anak panah, orang yang membuatnya dengan tujuan baik, orang yang melemparkannya dan orang yang menyiapkannya. Hendaklah kalian memanah dan berkuda, sedangkan memanah lebih aku sukai daripada berkuda.” (HR Tirmidzi, beliau mengatakan, hadits hasan shahih)

Ada pahala bagi yang membuat panah, ada ganjaran bagi yang melemparkan panah, dan dijanjikan Jannah orang yang menyiapkan anak panah bagi yang hendak memanah, dan tidak sia-sia pula orang yang berjalan untuk mengambil anak panah dari tempat sasaran ketika latihan. Inilah sisi yang tidak tergantikan dari keutamaan memanah, meskipun dalam banyak hal fungsi panah bisa diganti dengan senjata-senjata modern.

Begitu kuat anjuran Nabi SAW kepada umatnya untuk belajar memanah, hingga banyak keringanan khusus yang berlaku bagi orang yang memanah. Suatu kali Nabi bersama Abu Bakar dan Umar melewati orang-orang yang berlatih memanah. Salah seorang yang hendak melepaskan anak panah berkata, “Demi Allah, ini pasti kena!” Ternyata panahnya meleset. Lalu Abu Bakar berkata, “ia telah melakukan dosa wahai Rasulullah!” Tapi Rasulullah bersabda,

“Sumpahnya orang yang sedang berlatih memanah itu tidak dianggap laghwun, tidak berdosa dan tidak ada kafarahnya.” (HR. Thabrani)

Iin Aulia Rahman lahir Agustus 1994 wanita Muslimah yang tertarik untuk mamanah sejak lulus kuliah di Universitas Jambi berawal dari sering menonton film 3 Srikandi, yang mana pada saat ini wanita yang saat telah memakai Syar’i mulai aktif memanah pada awal Ramadhan 1439 / 2018 tahun.

“Karena memanah salah satu sunnah Rasul yang dianjurkan. Karna ada nilai pahala saat kita bermain,” kata Iin sapaan akrab Iin Aulia Rahman.

Iin yang tinggal di Kelurahan Kampung Kecamatan Muara Tembesi, setiap sore meluangkan waktunya jelang berbuka puasa bermain panah dibelakang rumahnya. Dengan style ala hijab syari Iin Aulia Rahman mulai mengalami peningkatan membidik sasaran dengan anak panahnya ke titik yang telah disediakan. “Alhamdulillah, saya terus berlatih,” sebut gadis manja itu.

Tidak seperti gadis lainnya, Iin Aulia Rahman lebih manfaatkan waktu kosong dengan belajar panah. Karena menurutnya, kalau kita gunakan waktu kosong dengan perbuatan sia-sia akan merugi bagi kita sendiri. Dengan panah ini InsyaAllah ada nilai berkah asalkan niatnya karena Allah. “Saya rasanya inilah olahraga yang ada nilai pahalanya bagi kita,” pungkasnya. (Team AJ)