TANJABTIM, AksesJambi.com – Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) Romi Hariyanto mencurahkan kegelisahan hatinya melihat kondisi Sungai Batanghari. Hal ini disampaikan langsung Romi pada Kerapatan Negeri Kumpul Sanak Sehiliran Sungai Batang Hari dengan tajuk Batanghari Dulu, Kini dan Nanti di Rumah Dinas Bupati Tanjab Timur, Bukit Menderang, Muara Sabak, Minggu (18/09/2022).
Dihadapan Gubernur Jambi Al Haris Bersama sejumlah Bupati/Walikota, Ketua DPRD, Tokoh Adat, Ormas, Mahasiswa dan Pemuda se Provinsi Jambi, Romi menuturkan kegelisahannya melihat kondisi sungai Batanghari dulu, kini dan nanti yang merupakan sumber dari kejayaan perdagangan di Provinsi Jambi. Ia mengisahkan dirinya yang semasa kecil bermukim di pinggiran Sungai Batanghari di Muara Sabak.
Romi menceritakan kala itu ia masih melihat berbagai ikan yang bisa ditemui dan muncul di permukaan Sungai Batanghari. Akan tetapi saat ini kondisi Sungai Batanghari kian memprihatinkan dengan segala persoalan yang ada.
‘’Berangat dari kegelisahan dan kerinduan saya melihat kondisi Sungai Batanghari dulu dan kini. Saya sangat rindu melihat Sungai Batanghari yang dulu menjadi kebanggan masyarakat Provinsi Jambi dan bagaimana nanti Sungai Batanghari ini Kembali menjadi peradaban masyarakat Provinsi Jambi,’’ ungkap Romi saat menyampaikan narasi peradaban Sungai Batanghari pada acara Kerapatan Negeri Kumpul Sanak Sehiliran Sungai Batanghari.
Oleh karena itu, Romi berharap melalui kegiatan Kerapatan Negeri ini muncul komitmen dan pemikiran bersama bagaimana kembali membangkitkan peradaban Sungai Batanghari yang selama ini menjadi sumber berbagai kehidupan bagi masyarakat Provinsi Jambi. Untuk itu, Romi mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk menjaga dan memelihara Sungai Batanghari.
‘’Sungai Batanghari merupakan tanggung jawab kita semua. Untuk itu kita perlu mengajak generasi muda untuk mencintai dan menjaga serta membangkitkan kembali kejayaan Sungai Batanghari ini,’’ ujarnya.
Bahkan, Romi menegaskan agar kegiatan Kerapatan Negeri ini bukan hanya seremonial semata, akan tetapi ada wujud nyata dari komitmen yan dibangun pada kegiatan tersebut.
“Kita memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga dan memilihara Sungai Batanghari ini kedepan untuk anak, cucu kita nanti,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jambi mengapresiasi semangat Bupati Tanjab Timur untuk menjaga dan memilihara Sungai Batanghari ini. Gubernur juga menyatakan jika semangat yang sama para bupati dan walikota terhadap Sungai Batanghari, ia optimis persoalan Sungai Batanghari ini akan tuntas.
“Jika semangat para bupati dan walikota sama dengan semangat Bupati Tanjung Jabung Timur ini, Insyallah Sungai Batanghari akan bersih. Tentu ini tidak lepas dari kesepakatan dari seluruh semua elemen, termasuk lembaga adat, TNI, Polri, dan masyarakat,” ungkapnya.
Gubernur juga menyampaikan pentingnya pendekatan budaya dan adat dalam komitmen menjaga Sungai Batanghari ini. Ia mencotohkannya dengan persoalan membuang sampah di sungai, hendaknya ada sanksi yang diberikan berupa sanksi adat. Sehingga, persoalan-persoalan yang ada di aliran Sungai Batanghari ini dilakukan dengan pendekatan adat dan budaya.
“Tujuannya agar mengangkat kembali simbol Sungai Batanghari sebagai gerbang perdagangan Provinsi Jambi dan kedepan tonggak sejarah bagi generasi muda,” bebernya.
Dari diskusi yang cukup panjang tersebut, disepakatilah akan disusun Piagam Batanghari yang memuat berbagai persoalan yang ada di Sungai Batanghari. Piagam ini akan disampaikan ke Presiden Republik Indonesia.
“Nanti piagam ini akan disampaikan langsung oleh Gubernur Jambi ke Pak Presiden didampingi oleh para bupati dan walikota bersama sejumlah elemen,” timpal Bupati Tanjab Timur.
Piagam Batanghari ini akan disusun dan rencananya disampaikan ke Gubernur Jambi pada 21 September 2022 nanti. (Wjs/*)