JAMBI, AksesNews – Provinsi Jambi kedatangan tamu dari Negara Belgia yakni Mr. Giullaume Gossens, pihak kedutaan besar Belgia, yang disambut langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, M. Dianto, di VIP Room Bandara Sultan Thaha Syaifudin Jambi, Jumat (11/10/2019).
Pada kesempatan tersebut, Sekda M. Dianto mengatakan bahwa sebanyak 80 ton Kopi dari Jambi akan diekspor ke Belgia dalam bentuk green bean, yang sebelumnya sudah dicoba hasil produksinya. Ada dua jenis kopi yang akan diekspor, yakni Kopi Arabika Kerinci sebanyak 15,6 ton dan 64,4 ton Kopi Robusta Jangkat Merangin.
Sekda manyatakan, dibawah Tim Bergia ini ada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), namanya Rikolto, yang selama kurang lebih 3 tahun ini membina petani kopi, terutama di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci dan di Jangkat Kabupaten Merangin.
“Setelah 3 tahun mereka membina petani di Kayu Aro, yakni Petani Kerinci Barokah. Alhamdulillah berkat pembinaan tersebut, petani kita di Kerinci yang memproduksi Kopi Arabika dan petani kita di Jangkat yang memproduksi Kopi Robusta. Alhamdulillah, kualitasnya bagus,” kata Sekda.
Oleh karena itulah, kopi di Kerinci ini akhirnya dipromosikan oleh Rikolto yang bekerja sama dengan Pemerintah Belgia ini, dan berkat kerjasama dengan Rikolto, Pemerintah Belgia, didukung oleh dinas terkait, juga dengan Bank Indonesia, akhirnya mereka datang ke Jambi.
Selama kunjungan ini nanti, lanjut Sekda, tim dari Belgia akan mengunjungi tempat-tempat perkebunan kopi dan kebun kayu manis. Mereka akan membeli hasil perkebunan, dan insyaallah khusus untuk kopi saja tahun ini mereka akan membeli dengan total lebih kurang 80 ton.
“Kalau ini nanti terus terjembatani, mudah-mudahan potensi kita yang lebih kurang 300 ton itu, bisa nanti juga kita jual ke buyer dari Eropa. Kalau harga sudah level kelas Eropa, mudah-mudahan kesejahteraan petani kita akan meningkat,” tambahnya.
Sekda mengajak Pemerintah Kabupaten melalui OPD terkait membina petani untuk menjaga kualitas kopi, misalnya ketika panen warna kopi harus berbuh merah, jangan nanti pada saat warnanya masih hijau atau kuning sudah dipanen karena nanti akan menyebabkan kualitasnya tidak baik.
“Dalam proses penjemurannya petani harus dibina, sesuai dengan yang dibuat Rikolto selama 3 tahun ini. Kita pun melalui OPD terkait, terus mengajak mereka untuk berbuat yang terbaik, tidak hanya untuk mereka, tetapi juga untuk Provinsi Jambi,” ungkap Sekda.
Sekda juga menyatakan bahwa tahun sebelumnya, ada pembeli dari provinsi lain, jadi hasil kopi dari Kerinci dan dari Jangkat dibawa ke provinsi lain, dibawa ke Provinsi Sumatera Utara diekspor melalui Pelabuhan Belawan, dibawa melalui Sumatera Selatan mungkin diekspor dari Pelabuhan Sumatera Selatan, sehingga data Provinsi Jambi banyak berkurang padahal banyak mengeluarkan hasil-hasil perkebunan.
“Tahun ini, berkat dukungan semua pihak, pembeli akan membeli melalui pelabuhan kita Pelabuhan Talang Duku. Kita juga bekerja sama, kemarin Kadisperindag sudah datang ke Kerinci, ada dari Balai Karantina, Bea Cukai, Pelindo, Pertanian, mendorong petani ini agar mengekspor hasil perkebunan itu bisa lewat Pelabuhan Jambi, kita beri kemudahan, kemudian kita catat melalui ekspor dari Provinsi Jambi,” pungkasnya. (Bjs/Hms)