JAMBI, AksesNews – Sindy Novela Puteri Indonesia Jambi 2023 menjadi Guest Star dalam Kenduri Swarnabhumi bersama Edi Brokoli. Sindy dan Edi akan menjadi Tim Ekspedisi Batanghari 2023 sekaligus menyusuri Sungai Terpanjang di Sumatra-Batanghari.
Tim Ekspedisi Batanghari dilepas pada pagi ini pukul 08.00 WIB. Sekaligus menjadi agenda pertama dalam rangkaian Kenduri Swarnabhumi, Kamis (27/07/2023) lalu.
Kegiatan ini diawali di Jembatan Sungai Dareh, Dharmasraya, Sumatra Barat. Lalu berlanjut ke Kabupaten Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Kota Jambi dan ditutup Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Timur.
Selain para konsultan, aktivis, public figure, Arkeolog, Sejarawan kegiatan ini juga dihadiri pejabat negara seperti Bupati Dharmasraya yang diwakilkan oleh Adlisman selaku Sekretaris Daerah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga.
Sebagai pelestari lingkungan, Sindy Novela menerima cangkul symbol dibukanya ekspedisi tahun ini. Karena track record-nya dalam pemulihan sungai serta pelestarian alam dan lingkungan di Rivera Par, Sindy diberi kehormatan tersebut, sekaligus menjadi lonceng dari rangkaian kegiatan Kenduri Swarnabhumi.
Dari Jembatan Sungai Dareh, Tim Ekspedisi Batanghari menuju lokasi Candi Pulau Sawah. Ritual potong kambing turut diselenggarakan bersama pelepasan 50 ribu benih ikan Nilem dan penanaman 1,5 ribu bibit pinang.
Kenduri Swarnabhumi merupakan kegiatan kebudayaan yang diselenggarakan tiap tahun di Provinsi Jambi sebagai refleksi atas kejayaan peradaban Melayu di masa lampau yang bergantung hidup dan menjadikan Sungai Batanghari sebagai sentrum sosial ekonomi dan kebudayaan.
Setelah ritual dan penanaman dilakukan, Tim Ekspedisi Batanghari menggelar Makan Bajambah, atau makan bersama dengan seluruh stakeholder yang terlibat. Kegiatan dilanjut dengan Duduk Besilang yang berisi seminar dan workshop kebudayaan dan lingkungan.
Kegiatan Duduk Besilang rampung, ekspedisi susur sungai dimulai. Dengan perahu yang panjangnya sekitar 4 meter dengan kapasitas maksimal 7 orang atau biasa disebut “sampan”, tim ekspedisi mengarungi aliran Batanghari.
Susur sungai merupakan salah satu agenda inti dalam kegiatan ini, sebagai bentuk refleksi masyarakat era ini untuk kembali meresapi kehidupan masyarakat Jambi ketika di bawah Kerajaan Swarnabhumi. Selain fungsi ekonomi dan sosial-politik, sungai sangat determinan sebagai media kolektif berinteraksi antar masyarakat.
Menurut Sindy “Saya sangat terpanggil oleh tema Batanghari Dulu, Kini dan Nanti. Generasi muda harus belajar sejarah masyarakatnya dan menarik kesimpulan untuk hidup kedepan yang kebih mulia, bermasyarakat dan penjaga lingkungan”.
Saat ini, cerita tersebut tinggal menjadi kisah. Sungai sudah tidak lagi menjadi sentrum peradaban masyarakat Melayu , melainkan hanya menjadi pusat eksplorasi tambang emas traditional tanpa ada fungsi sosial dan budaya, khas masyarakat Melayu di era lampau.
“Setelah ‘dipaksa’ berpisah oleh perkebunan besar komoditas yang mengutamakan peradaban darat agar komoditasnya berkembang selama sejak Orde Baru,” ujarnya. “Semoga kegiatan ini jadi penyemangat generasi muda menjadi pencipta peradaban sungai Batangharoi yang digdaya,” tambahnya. (Rls/*)