JAMBI, AksesJambi.com – Provinsi Jambi segera akan memiliki kawasan Kota Mandiri berbasis industri yang berada di wilayah kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di daerah Kemingking. Luas area yang akan dibangun kawasan industri ini seluas 2000 Ha yang sudah masuk dalam Land Clearing. Hal ini merupakan yang pertama di Provinsi Jambi dan satu-satunya untuk sekarang.
Direktur PT Jambi Kemingking Ecopark, Zinda Alamsjah mengatakan nama kawasan tersebut iyalah “Jambi Integrated City” yang merupakan suatu Kota Mandiri saling terintegrasi karena didalamnya sudah terdapat industri, pergudangan, perumahan dan juga pelabuhan, sehingga kita langsung bisa ekspor impor, Minggu (25/11/2018) kemarin.
“Industri yang masuk itu adalah industri agro. Selama ini barang-barang mentah langsung di ekspor, tetapi sekarang dari pemerintah sudah tidak memperbolehkan langsung ekspor, harus pengelolaan terlebih dahulu agar ada nilai tambah dan terkonsentrasi pada hilirisasinya,” jelas Zinda.
Menurutnya, lahan 2000 Ha tersebut sudah dibebaskan, perizinan sudah berjalan, sudah ada rekomendasi dari kementrian perindustrian dan 85 persen sudah siap di land clearing dan siap di bangun. Ia pun berharap untuk investor dari luar dan dalam negeri untuk memajukan industrinya di dalam kawasan ini.
“Pada 2019 kita sudah laksanakan, infrastruktur dasar sudah jadi dan besertaan dengan investor yang membangun pabrik-pabrik dan 2020 sudah beroperasi,” ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, Ariansyah mengatakan untuk kawasan industri, pemerintah sudah lama mengharapkannya, karena kawasan industri tersebut akan menjadi pemukiman yang maju dan mandiri.
“Kita dari dulu mengharapkan ini ada, karena kawasan industri itu sebagai tempat kemajuan multi player pasti terjadi. Proses saat ini sudah berjalan. Dan ini memang harapan kita, harapan pemerintah pusat, jambi baik investor yang akan masuk ke sini,” jelas Ariansyah.
Selain itu, Ariansyah juga menjelaskan bahwa perindustrian berada dalam satu kawasan. Pengelolaan kawasan tersebut dilakukan oleh PT. Jambi Kemingking Ecopark. “Ini menjawab persoalan kita yang masih menghasilkan industri hulu. Dengan adanya ini, mudah-mudahan nanti kita sudah bisa menjadi industri hilir,” tambahnya.
Kepala Seksi Indutri Agro dan Industri Kimia, Tekstil Directorate Access of Industrial Resources and Internasional Promotion Kementrian Perindustrian, Artha Arie Nuryanie sependapat dengan Ariansyah dan Zinda karena hilirisasi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil komoditi yang tersedia di Jambi.
Menurutnya, sekarang ini, Indoneaia mengarah ke industri hilirisasi, karena selama ini kita hanya menjual barang mentah dan tidak ada nilai tambah.
“Hilirisasi industri ini harus di kawasan, karena mendekati barang baku, kemudian memiliki pengelolaan limbah, dan perizinan lebih terpadu karena di kawasan sudah memiliki PTSP sendiri dan ada berbagai fasilitas yang di sediakan kawasan,” katanya.
Atha dari Kementrian Perindustrian mengetahui jambi kemingking ecopark itu pada saat mengikuti pameran investasi yang di selenggarakan di China. Melihat perkembangannya, menurut Atha mereka cukup bagus.
Mengingat tahun 2017 mereka baru memulai dan sampai sekarang sudah terlihat perkembangannya.
“Peran kami sebagai pemerintah hanya melakukan fasilitasi. Setelah melakukan promosi investasi, mereka akan melakukan bisnis sendiri, perusahaan bertemu dengan perusahaan, pada akhirnya nanti dari kawasan tersebut melaporkan kepada kami. Kita hanya mengawasi industri dan promosi investasi di dalam dan luar negeri,” pungkasnya. (Alpin)