Parit Kuno di Kawasan Percandian Muaro Jambi akan Dihidupkan Kembali

BPCB Jambi sedang menerangkan kajian Parit Johor
BPCB Jambi sedang menerangkan kajian Parit Johor

MUAROJAMBI, AksesNews – Tidak lama lagi Parit Johor di Kawasan Percandian Muaro Jambi akan kembali aktif. Parit kuno itu kini sedang dalam kajian, sebelum memasuki proses normalisasi. Sebagaimana yang terjadi di masa lampau, ketika parit itu digunakan, parit kuno akan kembali mengalairi air.

Disampaikan oleh Kepala Unit Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Yanto Manurung, kajian parit atau kanal ini merupakan kegiatan BPCB Jambi sejak tanggal 21 sampai 28 Maret 2021.

Fadlan selaku Tenaga Ahli Geologi dari Pusat Penelitian Arekologi Nasional (Puslit Arkenas) dan Asmadi selaku Akademisi Pertanian Universitas Jambi (Unja), juga terlibat dalam kajian ini.

Awalnya, Parit Sekapung juga menjadi target. Karena terlampau panjang dan waktu tidak memadai, maka hanya Parit Johor yang sedang dalam kajian.

“Panjang Parit Johor sampai Parit Sekapung, itu sekitar 4,5 kilometer. Kami putuskan untuk mengkaji Parit Johor terlebih dahulu, yang panjangnya 1,7 kilometer. Ini tujuannya untuk mengetahui keaslian kanal tersebut,” kata Yanto Manurung, Jumat (26/03/2021).

Kajian ini tentu menggunakan metode ekskavasi, supaya kedalaman asli parit dapat diketahui. BPCB Jambi sendiri berencana akan melakukan ekskavasi di Parit Johor sebanyak 7 kotak galian.

Ketika penggalian berlangsung sampai 1 meter, kata Yanto, masih ditemukan fragmen bata (bukan struktur). Hal ini mengindikasikan dasar kanal yang tidak asli atau merupakan lapisan hasil sedimentasi.

“Penggalian sedalam satu meter dari dasar kanal, masih tanah endapan. Kalau kita prediksi bisa lima meteran kedalaman kanal dari permukaan,” ujarnya.

Ditambahkan oleh Tenaga Ahli Geologi Puslit Arkenas, Fadlan, rata-rata dasar parit di sekitar Candi Muaro Jambi mengalami sedimentasi dengan ketebalan 2 meter.

“Rata-rata dua meter, jadi tertutup. Kita bisa lihat dasar parit itu,” katanya.

Apabila sudah dikaji secara arkeologis, barulah parit tersebut memasuki normalisasi. Tahap ini tetap tidak meninggalkan kaidah arkeologi.

Fungsi Parit Kuno di Sekitar Candi

Parit atau kanal kuno di sekitar Candi Muaro Jambi memiliki peran penting di masa candi itu berfungsi, sekitar abad ke-9 hingga 12 Masehi.

Yanto mengatakan, parit di sekitar Candi Muaro Jambi termasuk Parit Johor, berfungsi sebagai jalur transportasi. Parit dibangun untuk menghubungkan seluruh situs di kawasan percandian tersebut.

“Fungsinya sebagai jalur transportasi. Jadi Parit Johor, Parit Sikapung, Sungai Melayu dan lainnya saling terhubung,” katanya.

Sementara itu, Fadlan mengatakan parit di sekitar Candi Muaro Jambi juga berfungsi untuk mencegah banjir. Air yang singgah di parit akan mengalir ke anak sungai, hingga keluar ke Sungai Batanghari.

“Pada masa candi ini berfungsi, sistem pengairan ini berjalan. Jadi, saling menghubungkan (parit, anak sungai dan Sungai Batanghari). Air masuk ke sini (parit) dan semuanya keluar ke Sungai Batanghari,” tuturnya

Normalisasi Dianggap Penting

Menurut Fadlan, normalisasi parit dan anak sungai harus dilakukan untuk pelestarian Candi Muaro Jambi. Sebab, jika tak kunjung dilakukan, candi-candi akan selalu berpotensi terendam banjir.

“Untuk menghindari banjir, dibuat lah parit-parit ini yang saling berhubungan, agar daerah ini tidak kebanjiran pada saat musim penghujan. Tapi saat ini air tidak keluar,” ujarnya.

Ia pun mengatakan Candi Muaro Jambi menjadi perhatian secara nasional. Karena itu, seluruh kanal dan anak sungai di kawasan tersebut diupayakan dapat berfungsi.

“Candi Muaro Jambi ini termasuk Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN). Ini kita rekomendasi pembebasan lahan, supaya kanal dapat difungsikan kembali,” pungkasnya.

Normalisasi yang dimaksud, tetap menjaga keaslian parit kuno. Dinding untuk menopang tanah di sisi parit kuno, tidak akan dibangun, sesuai permintaan para arkeolog. (Sob)