Beranda Akses Harga Udang Ketak Anjlok, Pendapatan Nelayan di Tanjab Timur Merosot

Harga Udang Ketak Anjlok, Pendapatan Nelayan di Tanjab Timur Merosot

Udang belalang atau udang nenek hasil tangkapan nelayan. Foto: Ist
Udang belalang atau udang nenek hasil tangkapan nelayan. Foto: Ist

TANJABTIM, AksesJambi.com – Para nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Timur mengeluhkan harga udang belalang/udang ketak atau nenek udang anjlok sejak awal Oktober 2022 lalu.

Belakangan ini harga udang nenek yang berukuran besar seharga Rp 40.000 per ekor. Lalu, harga udang nenek berukuran sedang Rp 20.000 per ekor, dan harga udang nenek berukuran kecil seharga Rp 7.000 per ekor.

Padahal, sebelumnya harga udang yang kerap diekspor ke luar negeri itu, terbilang tinggi. Biasanya, harga udang nenek berukuran besar Rp 80.000 per ekor, udang nenek berukuran sedang Rp 60.000 per ekor, dan harga udang nenek berukuran kecil Rp 20.000 per ekor.

Kondisi penurunan harga ini mengakibatkan penghasilan nelayan merosot. Edwin, salah satu nelayan di Kecamatan Kuala Jambi, sebelumnya bisa mendapatkan Rp 800.000 per hari dari menangkap dan menjual udang nenek. Namun, beberapa hari ini penghasilannya berkisar Rp 40.000 per hari.

Menurut Edwin, penyebab turunnya harga udang nenek, yakni tidak bisa melakukan pengiriman ke luar negeri sejak awal bulan Oktober. Kondisi ini diperparah dengan hasil tangkapan yang menurun akibat faktor cuaca berupa hujan deras dan angin kencang.

“Selain itu, saat ini memang kondisi udang nenek sedang ganti kulit, sehingga kualitas udang nenek tidak bagus, karena kulitnya tidak keras,” ungkapnya, belum lama ini.

Berdasarkan pengalamannya, Edwin memprediksikan tangkapan udang nenek akan kembali normal pada Minggu selanjutnya. Namun, dia tidak tahu kapan pengiriman ke luar negeri bisa dilakukan kembali.

“Kami tidak tahu kapan lagi bisa dilakukan (ke luar negeri). Yang jelas sebelum pengiriman tidak bisa, maka harga tidak akan naik,” ujarnya.

Sape, salah satu pembeli dan penampung udang nenek di Kecamatan Kuala Jambi, menuturkan memang nelayan penangkap udang nenek sedang kesulitan. Ia tidak bisa berbuat apa-apa apabila jalur pengiriman komoditas itu tidak dibuka.

“Kalau kami ini hanya menerima hasil tangkapan nelayan. Kapan dibukanya jalur pengiriman, kami juga tidak tahun,” pungkasnya. (Msa)