JAMBI, AksesNews – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi mencatat selama bulan Januari hingga Maret 2019, jumlah titik api ada sebelas dan yang titik api terbanyak terjadi pada bulan ini.
“Selama Januari-Maret 2019, jumlahnya mencapai 11 titik. Titik api paling banyak muncul di Maret ketika curah hujan berkurang,” kata Kepala BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Delliansyah, Sabtu (23/03/2019) kemarin.
Menyusul berkurangnya curah hujan, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Jambi meningkat yang terjadi di kawasan perkebunan kelapa sawit dan lahan terbuka lainnya.
Namun, kebakaran yang terjadi belum sampai menimbulkan penyebaran asap. Lahan yang terbakar ditemukan di Kabupaten Batanghari sekitar 4 hektare dan Kabupaten Merangin sekitar 3 hektare.
“Adapun total kawasan yang terbakar di Jambi pada periode Januari-Maret mencapai 12 hektare. Tetapi kebakaran tidak semuanya terjadi di kawasan hutan dan lahan, ada juga kebakaran semak belukar,” kata Bachyuni.
Menurutnya, 7 kabupaten di Provinsi Jambi rawan bencana kebakaran setiap musim kemarau. Ketujuh kabupaten tersebut adalah Kabupaten Muarojambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Sarolangun, Batanghari, Bungo dan Tebo.
Khusus kebakaran lahan gambut, ada di 3 kabupaten yakni Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Lahan yang rawan terbakar di ketiga kabupaten tersebut mencapai 900 hektare.
Saat ini, BPBD Provinsi Jambi sudah mengantisipasi secara dini potensi kebakaran tersebut, melalui pemantauan secara rutin. Selain itu, sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran terus dilakukan.
“Upaya lain yang dilakukan yakni melibatkan warga desa dalam pengawasan Karhutla di sekitar tempat tinggal masyarakat. Ratusan desa tangguh bencana di Jambi sudah siap melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla,” pungkasnya.
SUMBER: Suara Pembaruan