Beranda Advertorial Ikatan Sarjana NU Jambi Dilantik, Fachrori: Ini Bukan Hanya Formalitas

Ikatan Sarjana NU Jambi Dilantik, Fachrori: Ini Bukan Hanya Formalitas

JAMBI, AksesNews – Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Provinsi Jambi Masa Bhakti 2018-2023 dengan tema “Politik Kebangsaan Menuju Kemaslahatan Umat” yang berlangsung di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Sabtu (23/02/2019).

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jambi, Fachrori Umar menyampaikan adanya silaturrahmi tersebut untuk mengevaluasi sampai sejauh mana peran dan kiprah bersama dalam membangun Provinsi Jambi menuju Jambi yang lebih Tertib Unggul Nyaman Tangguh Adil dan Sejahtera (TUNTAS) 2021.

“Selamat kepada saudara-saudara pengurus pimpinan wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Provinsi Jambi yang baru dilantik dan dikukuhkan sampai batas waktu yang ditentukan menjalankan roda organisasi dengan amanah yang diberikan tersebut, bukan hanya formalitas nama pada struktur kepengurusan tersebut,” kata Fachrori.

Ucapan selamat yang disampaikan Gubernur Jambi atas pelantikan tersebut memberi makna roda organisasi mampu berjalan sesuai tujuan yang baik. Saudara-saudara yang dilantik, hal terpenting yang harus dilaksanakan adalah konsolidasi dan pemantapan organisasi agar kinerja organisasi menjadi solid dan mampu menjawab tantangan di era kekinian ini.

Mewujudkan keunggulan dan kemajuan bangsa di era persaingan menegaskan peran Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama sangat penting dalam pembangunan karakter manusia, yang diharapkan memiliki kapasitas mentalitas yang utama. “Inovasi dan kreativitas serta ide-ide cemerlang untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata sangatlah dinantikan,” tambahnya.

“Kepercayaan, ketulusan, kejujuran, keberanian, ketegasan, ketegaran dan kuat memegang prinsip seperti sifat Nabi Muhammad yaitu Shiddi, Amanah, Tabligh, Fathonah, jujur dan dapat dipercaya, bisa bertukar pikiran untuk yang positif serta pintar, cerdas, dan akhlak yang baik,” tegas Fachrori Umar.

Manusia berkarakter kuat dan melekat dengan kepribadian bangsa, yaitu manusia yang memiliki sifat relijius moderat cerdas mandiri berilmu serta mempunyai relasi sosial dan solidaritas yang konstruktif dalam kehidupan kolektif dalam kepentingan. “Membangun karakter emas tersebut diperlukan pendidikan yang mencerahkan dengan menjadikan agama sebagai sumber nilai utama kehidupan,” pungkasnya. (Syahrul/Hms)