KERINCI, AksesJambi.com – Erupsi atau pengeluaran material berbentuk abu vulkanik tebal ari Gunung Kerinci belum berakhir sejak tanggal 19 Oktober tahun 2022 kemarin. Fenomena ini membuat langit di sekitarnya berbahaya untuk menjadi jalur penerbangan.
Pos Pemantauan Gunung Api Kerinci, Irwan Safwan menyampaikan fenomena itu terjadi penuruan dibandingkan beberapa hari lalu yang tingginya mencapai 700 meter.
“Hari ini tidak kelihatan secara kasat mata karena ditutupi kabut. Kurang lebih sama dengan kemarin yang tingginya 400 meter, ada penurunan,” ujarnya, melalui WhatsApp, Minggu (23/10/2022).
Walaupun demikian, langit di sekitarnya masih tidak aman untuk dilewati pesawat. Sehingga, Irwan mengimbau agar menghindari jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci.
“Karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu penerbangan,” katanya.
Ia tidak bisa memastikan kapan fenomena pengeluaran abu vulkanik yang tebal ini berakhir. “Yang jelas sampai hari ini masih mengeluarkan abu atau asap tebal. Cuma hari ini tertutup kabut. Kalau pagi tadi kelihatan,” katanya.
Material abu vulkanik tersebut, ujar Irwan, sudah sampai ke permukiman warga, walau tidak banyak dan tingkat ketebalannya masih rendah. Tingkat berbahayanya pun belum diketahui karena hasil uji laboratoriumnya belum keluar.
“Terlalu tipis. Ada uji materialnya di Bandung. Hasilnya belum tahu keluar. Kami menunggu instruksi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Depati Parbo Kerinci, Kurnia Ningsih menyampaikan belum mengetahui arah abu vulkanik ini, lantaran tertutup awan yang tebal.
“Sudah beberapa hari ini, aplikasi yang digunakan BMKG, dengan memanfaatkan citra satelit, belum mendeteksi asap ini mengarah ke mana, karena tertutup awan. Memang di daerah Kerinci itu masih diselimuti awan yang tebal,” tuturnya.
Tak hanya harus dihindari sebagai jalur penerbangan, aktivitas pendakian Gunung Kerinci juga ditutup sesuai dengan surat edaran Balai Besar TNKS. (Msa)