Beranda Akses Hindari Gerakan “People Power” yang Buat Gaduh Negara

Hindari Gerakan “People Power” yang Buat Gaduh Negara

JAMBI, AksesNews– Berakhirnya pemilu 2019 pada 17 April 2019 lalu, masyarakat tinggal menunggu hasil yang akan diumumkan oleh KPU RI pada 22 Mei 2019 mendatang.

Tentunya masyarakat sangat menunggu siapa Presiden RI yang akan terpilih. Pemerintah dan lembaga-lembaga terkait sangat mengharapkan rakyat tetap damai, terutama bagi pendukung 01 ataupun pendukung 02 pasca pemilu ini.

Presiden Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Sayfudin (STS) Jambi, Ari Kurniadi mengatakan siapapun yang terpilih nanti, harus kita terima dan sama-sama kita hormati karena itu adalah pemimpin bangsa Indonesia yang sah, hindari gerakan people power yang dapat membuat kegaduhan negara.

Karena sesungguhnya kesatuan dan persatuan NKRI itu lebih utama di banding hanya dengan fanatisme terhadap salah satu pasangan calon. “Harapan saya, semoga siapapun presiden yang terpilih nanti dapat mengemban amanah rakyat Indonesia dengan baik,” katanya.

Untuk saat ini rakyat harus menahan diri dari tindakan-tindakan yang dapat memancing ketegangan. Para elit politik juga jangan memperkeruh suasana dengan statement-statementnya yang terkesan mengadu rakyat di bawah dan harusnya mereka yang lebih bisa menenangkan kubu masing-masing,” jelas Ari Kurniadi, Selasa (23/04/2019).

Secara teknis pemilu yang di selenggarakan lalu, Ari memandang pemilu tahun ini adalah pemilu yang paling rumit sepanjang sejarah. Hal ini di karenakan penyelenggara pemilu di tuntut bekerja lebih ekstra terutama menuntut masyarakat untuk mencoblos Lima surat suara sekaligus mulai dari Capres-cawapres, DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten.

“Selain menyulitkan pihak penyelenggara pemilu, tak sedikit pula masyarakat yang mengeluhkan hal ini, banyak yang bingung, dan banyak pula yang tidak faham. Di tambah lagi mereka harus membuka dan melipat kembali surat suara yang mereka coblos, tentu ini sangat memakan waktu yang agak lama,” ujar Ari Kurniadi.

Ari Kurniadi mensesalkan efek dari pemilu yang sangat rumit ini, hal ini di utarakan karena banyak info di media bahwa pemilu tahun ini paling banyak memakan korban dari mulai sakit karena efek kelelahan hingga jatuhnya korban jiwa karena memang sangat menguras tenaga dan fikiran.

“Semoga ini menjadi bahan evaluasi para petinggi negara agar ke depannya pemilu di negara ini lebih baik lagi ke depannya,” pungkasnya. (Alpin)