JAMBI, AksesNews – Wilayah Jambi, sejak awal Januari 2021 hingga sekarang, telah mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan luas sekitar 92,3 hektare.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi, Andre Eko Rinjani, mengatakan puluhan hektare lahan yang terbakar itu lebih banyak terjadi di wilayah Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur), karena mencapai sekitar 35 hektar.
“Sisanya, berada di wilayah Batanghari sekitar 9,23 hektare, Muaro Jambi 27,2 hektare, Tanjab Barat sekitar 6 hektare, Tebo sekitar 13,7 hektare dan Kerinci sekitar 4 hektare,” katanya, Rabu (21/04/2021).
Ia pun mengatakan, lahan yang terbakar di Tanjab Timur ada yang berada di Desa Sungai Sayang, Kecamatan Sadu. Belum diketahui penyebab pastinya. Tapi menurut informasi yang beredar, kebakaran itu disebabkan kelalaian dalam membuang putung rokok.
“Penyebab yang kami tahu ada masyarakat yang ceroboh membuang putung rokok. Itu bukan langganan kebakaran. Tapi itu memang lahan gambut,” katanya.
Kebakaran itu berlangsung di bulan Februari tahun 2021. Ditemukan oleh tim penanganan Karhutla, ketika patroli sedang berlangsung. Pemadaman pun langsung dilakukan.
Andre juga menyampaikan, selain disebabkan kelalaian ada juga kebakaran karena unsur kesengajaan. Misalnya, kebakaran untuk pembukaan lahan pertanian.
“Walaupun sudah ada larangan membuka lahan dengan cara dibakar, tapi masih ada saja yang melakukan, karena itu bagian dari tradisi. Kalau terkait perusahaan, belum tahu,” katanya.
Triwulan pertama tahun 2021, memang keadaannya cendrung lebih kering dibandingkan tahun lalu. Makanya, awal tahun ini, Karhutla kerap terjadi.
Oleh karena itu, penetapan siaga darurat Karhutla di Jambi ditetapkan sejak tanggal 15 Maret sampai bulan Oktober tahun 2021. Sedangkan tahun sebelumnya 2020, bulan Juli baru ditetapkan status tersebut.
“Tim penanganan Karhutla sudah turun dari bulan Februari sampai sekarang untuk melakukan patroli dan sosialisasi kepada masyarakat,” kata Andre.
Selain patroli dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah Karhutla, kata Andre, tim tersebut juga melakukan penyekatan kanal, supaya lahan di sekitarnya menjadi basah.
“Lalu tim penanganan Karhutla di wilayah Muaro Jambi, yang merupakan wilayah salah satu perusahaan, juga melakukan penyekatan kanal. Penyekatan kanal membuat air lebih tinggi untuk membasahi lahan di sekitarnya,” pungkasnya. (Sob)