JAMBI, AksesNews – Sebagai salah satu penggerak perekonomian Indonesia, selain menyumbang pendapatan negara, sektor hulu migas turut memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan masyarakat dan pemberdayaan berkelanjutan. Hal tersebut juga dirasakan oleh Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi melalui program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (PKAT) yang diresmikan baru-baru ini.
Program tersebut merupakan sinergi antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Sosial (Kemensos) serta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama dengan Kontaktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), sebagai upaya pemberdayaan SAD dalam berbagai sektor, baik dari sektor pendidikan, kesehatan, sanitasi, perumahan dan teknologi tepat guna.
Secara langsung maupun tidak langsung, kehadiran industri hulu migas memberikan efek berganda (multiplier effect) terhadap perekonomian nasional dan regional, namun khususnya memberikan dampak di sekitar wilayah operasi hulu migas. Dalam rilis SKK Migas yang berjudul “Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (PKAT) Binaan SKK Migas-PetroChina jadi Percontohan Nasional”, untuk mendukung Sinergi Program Pemberdayaan Masyarakat Industri Hulu Migas.
Dalam peresmian lokasi etalase percontohan nasional tersebut, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan pentingnya program PKAT guna peningkatan taraf kehidupan yang lebih baik dengan tetap mempertahankan kearifan lokal masyarakat (SAD) menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pembangunan. Etalase pemberdayaan tidak hanya pada pembangunan fisik, ekonomi, mata pencaharian tetapi juga mendayagunakan kearifan lokal SAD.
Mensos mengharapkan dengan program pemberdayaan bagi SAD bisa mewujudkan perubahan sikap mereka dalam melihat perkembangan dunia luar, serta terus mendorong upaya mereka meraih penghidupan yang lebih baik dan layak. Perubahan dalam sikap, perilaku dan mampu menilai yang datang dari luar diri atau komunitas mereka secara bijak.
“Dunia yang semakin terbuka dengan segala kecanggihan teknologi komunikasi menuntut manusia masuk kedalam perubahan yang lebih cepat, tidak boleh tertutup terhadap informasi kemajuan. Harus berani menghadapi tantangan akibat keterbukaaan dapat disebut sebagai kelenturan budaya dimana manusia bisa membuka ruang interaksi pada masyarakat luar yang memerlukan dukungan dan tindak lanjut dari berbagai pihak bersinergi,” jelasnya.

Disebutkannya, ada 2.000 KK SAD yang masih harus mendapat perhatian, disini sudah mendapat NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan bantuan hanya bisa diberikan bagi warga yang sudah punya NIK. Bantuan yang diberikan berupa, sinergi program PKAT dan PPM SKK Migas Petrochina Rp.1.233.981.000,- Solar Lantern dari Columbia (retailer), bantuan paket sembako dari Kemsos.
Selain itu, pada kesempatan tersebut, Mensos juga meresmikan program bantuan CSR dari SKK Migas-PetroChina meliputi paket sarana air bersih dan MCK komunal, paket pusat belajar dan bermain anak, paket pelatihan penghidupan berkelanjutan dan paket bantuan mata pencaharian alternatif (MPA) yaitu budidaya lele kualitas ekspor, kambing Jawa dan ayam kampung. Fasilitas air bersih dan pusat kesehatan dan belajar telah dinikmati warga SAD sejak awal tahun ini.
BACA JUGA: Bantu Warga SAD, Program CSR dari SKK Migas-PetroChina Diresmikan
Gubernur Jambi Fachrori Umar, mengucapkan terima kasih atas perhatian berbagai pihak secara bersama memberdayakan SAD, dengan harapan adanya peningkatan kualitas dan taraf hidup warga SAD. Kualitas hidup dan kehidupan mereka dapat terus meningkat melalui program pembangunan yang dibuat tepat guna dan tepat sasaran untuk 5.228 KK SAD yang menyebar di 5 kabupaten di Provinsi Jambi.
Menurutnya, ada sebanyak 2.227 KK SAD sudah memiliki Nomor Induk Kependudukan e-KTP tentunya mengharapkan Mensos berkenan selalu memberi bantuan melalui program pemberdayaan secara ekonomi dan layanan dasar yang dapat terpenuhi secara layak. Sarana air bersih dan MCK komunal, pusat belajar dan bermain SAD, perhatian penghidupan berkelanjutan, mata pencaharian alternatif di KAT Sungai Surian, Punti Kayu Bukit Suban, Pematang Kulim, Pulau Lintang.
Selain itu, Fachrori juga mengajak semua pihak berkontribusi dalam upaya pemberdayaan SAD dalam sektor pendidikan, kesehatan, sanitasi, perumahan, teknologi tepat guna, maupun program pemberdayaan secara berkelanjutan. “Semoga segala upaya yang dilakukan dapat mewujudkan pembangunan yang berkeadilan,” harap Gubernur Jambi.
Ditempat yang sama, Wakil Bupati Sarolangun, Hilallatil Badri menyambut baik kunjungan Mensos yang memberi dukungan dan bantuan kepada Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam yang mendiami Dusun Pematang Kulim, Desa Gurun Tuo, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun. Semoga bantuan bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan hidup SAD.
Kabupaten Sarolangun terbagi 10 kecamatan, 149 desa, 9 kelurahan dengan 295.985 jiwa mengharapkan bantuan yang diberikan merupakan program berkelanjutan terutama bagi 605 KK (SAD) atau 2.205 jiwa, 0,76 persen yang tersebar di 6 kecamatan dimana 466 KK/1.649 Jiwa, 75 persen SAD sudah mendapat perhatian dari berbagai pihak yang peduli KAT.
“Semoga program berkelanjutan meningkatkan kesejahteraan, mempercepat pembangunan dan pemberdayaan SAD yang mana pembinaan SAD sering terkendala pada akses jangkauan pendidikan dan kesehatan,” harapnya.
Kegiatan tersebut berlangsung di lokasi SAD Pematang Kolim, Desa Gurun Tuo, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, yang dihadiri oleh Gubernur Jambi Fachrori Umar, Sekretaris SKK Migas Murdo Gantoro, Kepala SKK Migas Sumbagsel Adiyanto Agus Handoyo, VP Human Resources & Relations PetroChina Dencio Renato Boele, Wakil Bupati Sarolangun Hillalatil Badri serta tokoh masyarakat dan warga SAD. (Bahara Jati)