Fakultas Sains dan Teknologi UNJA Hadirkan Mesin Penetas Telur Otomatis di Desa Seponjen

JAMBI, AksesNews – Desa Seponjen merupakan desa yang terletak di Kecematan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Masyarakat Desa Seponjen umumnya bermata pencaharian dalam bidang pertanian dan perkebunan hal ini ditunjang karena letak desa ini sendiri terletak di daerah aliran Sungai Kumpeh. Salah satu budidaya yang dikembangkan masyarakat desa Seponjen adalah beternak itik.

Dalam budidaya beternak itik tersebut, banyak hal yang menyebakan kurang optimalnya hasil perternakan, salah satunya adalah teknik penetasan. Masyarakat desa masih menggunakan teknik penetasan manual yang laborious dan membutuhkan penanganan yang teliti, dan sebaliknya masyarakat cenderung kurang telaten dengan teknik penetasan konvensional tersebut.

Setelah dilakukan studi lapangan oleh Tim pengabdian masyarakat, maka Tim ingin menghadirkan dan mengedukasi para peternak itik Desa Seponjen agar teknik penetasan dapat dengan mudah dilakukan dan memiliki daya tetas yang tinggi. Solusi yang ditawarkan oleh Tim Pengabdian Masyarakat adalah dengan menghadirkan mesin tetas otomotis, yang diproduksi oleh mahasiswa dan Tim dosen Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi (UNJA).

Kehadiran teknologi tersebut diharapkan mampu mengoptimalkan kinerja para peternak itik, dan profesi sebagai peternak itik akan menjadi profesi yang menjanjikan untuk kehidupan yang lebih layak bagi masyarakat Desa Seponjen. Kegiatan pemberdaayaan masyarakat Desa Seponjen menggunakan mesin tetas otomatis ini telah dilaksanakan pada hari Minggu, 8 Septembar 2019, yang bertempat di Balai Desa Seponjen.

Kegiatan ini di komandoi oleh Bapak Ir. Saitul Fakhri, M.Sc., Ph.D selaku Ketua Tim, dan ibu Samsidar, S.Si., M.Si serta ibu Helga Dwi Fahyuan, S.Si., M.Si, sebagai anggota. Selain dari tim dosen tersebut, kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa orang Mahasiswa yang tergabung dalam tim tersebut.

Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, mendapat respon positif dari masyarakat desa Seponjen. Hal tersebut tampak dari antusias masyarakat menyambut kedatangan tim pengabdian masyarakat dari Universitas Jambi yang membawa mesin tetas otomatis. Pada kesempatan tersebut, Bapak Saitul menyampaikan alasan pentingnya mesin tetas otomatis ini untuk masyarakat Desa Seponjen.

“Dimana penetasan secara konvensional sangat menghambat dari segi produktivitas penetasan, karena satu induk ayam, maksimal hanya mampu mengerami ±12 telur, dan membutuhkan waktu lama dalam penetasan, yaitu selama 28 hari,” katanya.

Di samping itu, banyak faktor yang dapat memicu kegagalan proses penetasan telur, seperti suhu dan kelembaban tempat pengeraman yang sulit dikondisikan, adanya guncangan, serta kebersihan dari induk ayam itu sendiri menyatakan bahwa tingkat kematian embrio dan angka kematian day old duck (DOD) pada penetasan dengan indukan ayam lebih tinggi dibandingkan mesin penetas, karena kebersihan induk ayam yang berpengaruh pada perkembangan embrio.

Antusias warga semakin meningkat setelah penyampaikan materi dari bapak Saitul, hal tersebut tampak dari banyaknya pertanyaan yang di lontarkan warga desa seponjen tentang bagaimana tatacara penggunaan dan perakitan mesin tetas otomatis ini.

Bapak Sabli salah satu tokoh masyarakat disana menyampaikan rasa terimakasihnya atas inovasi mesin tetas otomatis untuk desa seponjen ini, mereka yakin dengan mesin tetas tersebut proses penetasan itik akan menjadi lebih efisien, karena kapasitas sekali penetasan mencapai 120 butir telur.

Terimakasih kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai kegiatan pengabdian masyarakat ini oleh dana DIPA Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor: DIPA-042.06.1.401516/2019 tanggal 5 Desember 2018. (Bjs/*)