JAKARTA, AksesNews – Tenaga kerja dibidang komputer jaringan sudah over suplay atau berlebih, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diminta tidak lagi membuka jurusan komputer jaringan. Tingkat penyerapan tenaga kerja untuk jurusan tersebut saat ini semakin terbatas.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad mengatakan saat booming IT dan komputer, hampir semua SMK dari Sabang sampai Merauke ramai-ramai membuka jurusan komputer jaringan.
“Ternyata dalam perjalanan selanjutnya, tidak semua lulusan SMK jurusan komputer jaringan bisa diserap oleh industri IT. Jadi ada over suplay, kalau tetap dibuka, yang ada hanya menciptakan lulusan untuk jadi pengangguran,” kata Hamid.
Revitalisasi pendidikan vokasi sesuai Inpres Nomor 9 tahun 2016 saat ini diakui telah mampu menurunkan angka pengangguran lulusan SMK dari 11,4 persen menjadi 8,9 persen dalam setahun terakhir ini.
“Diharapkan revitalisasi SMK akan menekan lebih rendah angka pengangguran lulusan SMK. Oleh karena itu, SMK diminta menata ulang jurusan yang ada,” harapnya.
Hamid juga mengatakan saat ini pihaknya mendorong SMK untuk membuka lebih banyak jurusan industri perhotelan dan pariwisata, jurusan logistik, jurusan retail, dan jurusan film. Empat jurusan tersebut pasar tenaga kerjanya masih terbuka sangat lebar.
“Itu sebabnya, kami tekankan pentingnya SMK menjalin kerjasama dengan dunia industri. Karena industri yang paham tenaga kerja seperti apa yang mereka butuhkan SMK tinggal menyesuaikan. Sebab tujuan dari pendidikan SMK adalah menyiapkan tenaga siap pakai,” tambah Hamid.
Sementara itu, Direktur Pembinaan SMK Bakhrun mengatakan salah satu jurusan yang banyak peminatnya saat ini adalah keahlian bisnis dan manajemen. Lulusan jurusan ini sebagian besar terserap dalam dunia kerja.
Selain itu, ia juga mengingatkan tingkat persaingan kerja saat ini semakin ketat. Lulusan SMK tidak hanya berhadapan dengan sesama lulusan SMK tetapi juga satuan pendidikan lain.
Karenanya, lulusan SMK khususnya bidang keahlian bisnis dan manajemen perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan yang berorientasi kepada industri. Sehingga mereka memiliki daya saing yang lebih unggul karena kompetensi yang dimiliki sesuai kebutuhan industri.
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan saya saing SDM lulusan SMK, pihaknya menjalin kerjasama dengan sejumlah industri, satu diantaranya PT Erajaya Swasembada Tbk. Perusahaan yang bergerak dibidang importir, distribusi dan perdagangan ritel perangkat seluler tersebut memiliki 800 toko yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Kerjasama tersebut meliputi penyelarasan kurikulum dan bahan ajar, pelatihan guru produktif, program CSR, fasilitasi praktek kerja lapangan bagi siswa SMK dan memfasilitasi perekruitan lulusan SMK jurusan Bisnis dan Manajemen.
“Saat ini ada 17 SMK yang bekerjasama dengan Erajaya di wilayah DKI Jakarta, Tangerang dan Depok. Tahun depan diharapkan akan terus bertambah,” kata Bakhrun.
Hasan Aula, CEO Erajaya mengatakan kerjasama dengan SMK menjadi bagian dari CSR bidang pendidikan. “Kami siap mndukung SMK dan membantu lulusannya untuk memasuki dunia kerja,” tutupnya.
SUMBER: menara62.com