JAMBI, AksesNews – Tragedi meninggalnya Asmara bin Rifai (39), anggota Manggala Agni Daops Muara Bulian, Provinsi Jambi saat memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan Konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Senami, Jumat (23/08/2019) lalu, menjadi salah satu topik pembahasan di Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne, Selasa (17/09/2019) malam.
Mengusung tema ‘S.O.S: Asap Mengancam Kami, Benarkah Ada Mafia di Balik Kebakaran?’ Presiden ILC, Karni Ilyas mendatangkan banyak narasumber termasuk keluarga korban dan rekan korban Karhutla Jambi. Selain itu, narasumber lainnya, Walhi, Kepala BNPB, Karo Penmas Polri, Dirjen KLHK, Agraria, Korban Kabut Asap Riau, dan beberapa anggota Legislatif.
Dalam acara tersebut, Istri Asmara, Korban Karhutla Jambi Rohmini menceritakan saat suaminya pergi bertugas selama 7 hari untuk memadamkan api di Tahura Senami dan akhirnya meninggal karena tertimpa pohon. Sebelumnya, korban sempat dirawat di Rumah Sakit Bulian, Batanghari, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Siloam Jambi, Kota Jambi.
“Suami saya selama 7 hari tidak pulang ke rumah, dan selama 7 hari juga tak ada kabar karena telpon saya dirumah rusak. Hari Kamis sekitar jam 4, teman almarhum memberi tahu kalau suami saya sedang di Rumah Sakit Bulian. Saya liat suami sudah koma, dengan darah yang keluar dari hidung dan telinga. Karena Rumah Sakit Bulian tak sanggup, dirujuk ke Rumah Sakit Siloam Jambi, dironsen kepalanya retak sekitar 1 kilan, sekitar jam 1 lewat 20 menit suami meninggal,” kata Rohmini mencerikan di Acara ILC.
BACA JUGA: Tertimpa Pohon Saat Padamkan Karhutla, Anggota Manggala Agni Meninggal
Asmara tertimpa pohon sewaktu pemadaman di Tahura Senami, Kamis (22/08/2019) sore. Saat itu, tim satgas melakukan pemadaman dengan menggunakan tanki milik Manggala Agni Daops Muara Bulian. Dikarenakan suplai air di tanki habis, tim bermaksud melakukan pengisian ulang dan diikuti oleh Asmara dan Kuntoro dengan menggunakan sepeda motor. Baru beberapa meter berjalan tiba-tiba sebatang kayu besar roboh menimpa kepala Asmara.
Atas insiden tersebut,Gubernur Jambi Fachrori Umar, menyampaikan ungkapan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga almarhum dan memberikan santunan kepada keluarga Asmara, yang diantarkan langsung oleh Gubernur dan rombongan ke rumah duka RT 05 Dusun Anggrek, Desa Bathin, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
BACA JUGA: Beri Santunan, Fachrori Juga Jamin Biaya Pendidikan Anak Asmara
Benarkah Ada Mafia di Balik Kebakaran?
Kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Kabut asap akibat kebakaran itu pun melanda wilayah-wilayah di sekitar hutan dan lahan gambut yang terbakar, bahkan sampai ke negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Asap-asap pekat itu tak hanya menyelimuti kota/kabupaten terdampak, melainkan juga mengganggu kesehatan warga dan mengacaukan lalu lintas terutama pesawat udara, sebab jarak pandang di landasan pacu-landasan pacu sejumlah bandara menjadi sangat terbatas.
Bencana ekologis itu sebenarnya bukan hanya kali pertama terjadi, melainkan sudah berulang kali sejak beberapa tahun terakhir. Jumlah kasus atau kejadiannya memang sempat turun atau berkurang sepanjang tahun 2018, tetapi terjadi lagi secara masif pada 2019.
Penyebabnya ditengarai tidak hanya karena tradisi masyarakat yang membakar hutan dan lahan untuk membuka lahan baru, melainkan juga perusahaan-perusahaan perkebunan sawit di lahan-lahan gambut itu. Benarkah seperti itu?
Topik tersebut dibahas pada ILC TVOne edisi Selasa (17/09/2019), dengan tema ‘S.O.S: Asap Mengancam Kami, Benarkah Ada Mafia di Balik Kebakaran?’
(Bjs/*)