TANJABBAR, AksesJambi.com – Sebanyak empat karyawan PetroChina Jabung Ltd di Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Barat, Jambi, positif virus Corona (Covid-19) berdasarkan laporan Gugus Tugas dan uji swab yang keluar hari ini, Sabtu (18/07/2020).
Hal tersebut dibenarkan oleh Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Tanjab Barat, Taharrudin, yang mengatakan bahwa, 4 karyawan PetroChina positif Corona. Hal ini juga, merupakan hasil tracking dari pihak PetroChina.
“Keempatnya merupakan warga Desa Pematang Lumut, yang bekerja di salah satu Perusahaan Tambang Minyak di Jambi. Saat ini, mereka sudah diisolasi di ruang isolasi milik PetroChina di Kecamatan Betara,” kata Taharrudin.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Tanjab Barat Komisi II, Syufrayogi Syaiful meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Tanjab Barat untuk menutup sementara operasi pihak perusahaan PetroChina selama 14 hari kedepan.
“Kami minta Pemda bertindak cepat memberitahu pihak terkait untuk menghentikan sementara kegiatan produksi, setelah dinyatakannya ada empat karyawan di perusahaan itu positif Covid-19,” tegas pria yang akrab disapa Yogi, Sabtu (18/07/2020) malam.
Selain itu, Yogi juga mempertanyakan soal rumah sakit rujukan yang resmi dan telah ditentukan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Gugus Tugas Provinsi Jambi, sesuai protokol kesehatan.
“Kita ketahui bersama, pemerintah pusat dan daerah telah menentukan rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19. Tapi kok pihak PetroChina isolasi sendiri, tanpa mematuhi protokol kesehatan,” kata Yogi.
4 Pasien Positif Asal Tanjab Barat Merupakan Karyawan PetroChina
Menurutnya, rumah sakit rujukan resmi di wilayah Kabupaten Tanjab Barat adalah RSUD KH. Daud Arif Kuala Tungkal. Tidak ada rumah sakit atau puskesmas-puskemas lainnya.
“Perusahaan itu tidak patuh namanya kalau isolasi sendiri, ikutilah protokol kesehatan Pemerintah Pusat dan Provinsi Jambi. Kita minta pihak Pemkab tegas, surati pihak perusahaan untuk menutup kegiatan selama 14 hari kerja,” tegasnya.
Yogi juga menyarankan kepada Tim Gugus Tugas setempat untuk melakukan rapid test kepada seluruh karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Dirinya khawatir, nanti akan menularkan ke karyawan lainnya dan akan menyebar. (Dika/Bjs)