Pakai Papan Tulis, Risma Ajari Anak-anak SAD di Batanghari Berhitung

JAMBI, AksesNews – Ketika mendatangi permukiman Suku Anak Dalam (SAD) Kabupaten Batanghari, Jambi, Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini berinteraksi dengan anak-anak. Bahkan, ia mengajari anak-anak SAD dengan menggunakan papan tulis.

“Halo apa kabar, sedang belajar apa ini?” kata Mensos yang menyapa dengan keramahan, Rabu (16/03/2022).

Setelah memeriksa fasilitas di rumah panggung, Mensos kembali berinteraksi dengan anak-anak. Saat itulah dia menawarkan diri menjadi pengajar.

“Ayo saya yang jadi guru ya. Kita belajar berhitung,” kata Mensos.

Dia yang berdiri di depan anak-anak SAD mengenalkan pecahan uang rupiah. Juga mengajar dengan menggunakan papan tulis.

Interaksi Mensos dengan anak-anak dilakukannya di sela-sela peresmian Community Center untuk SAD di Sungai Terab, Desa Jelutih, Kecamatan Bathin, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Dalam program Community Center terdapat fasilitas untuk pengembangan kualitas hidup warga Suku Anak Dalam. Dibangun fasilitas untuk menyediakan air bersih, dan MCK komunal dengan dana APBN senilai berkisar Rp 199.000.000. Lalu, dengan dana Rp 77.894.641 juga disiapkan perpustakaan, solar cell, dan sebagainya. 

“Juga ruang belajar, buku-buku, perlengkapan belajar, internet, televisi dan sebagainya. Anak-anak SAD bisa menambah wawasan dan pengetahuannya. Mereka memiliki kesempatan sama untuk berkembang seperti anak-anak lainnya,” katanya.

Risma memastikan akan melanjutkan dukungan terhadap SAD, misalnya dengan penguatan layanan kesehatan.

“Saya mendapat laporan tenaga kesehatan datang 2 minggu sekali. Saya bantu dengan kendaraan supaya seminggu sekali bisa kemari,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Suku Anak Dalam di Sungai Terab, terdiri dari 5 Temenggung dengan jumlah total 169 keluarga (KK). Ratusan Orang Rimba ini sudah memperoleh pengakuan dan pelindungan kemitraan kehutanan (Kulin KK) dari Menteri LHK Nomor SK.6838/MENLKH-PSKL/PKPS/PSL.0/10/2018 atas lahan seluas ± 114 hektare, dengan ketentuan hasil penyadapan karet tetap dijual kepada pihak PT Wahana Perintis sesuai harga pasar.

Sebagai penerima Kulin KK, mereka dapat memanfaatkan lahan untuk kegiatan usaha di areal tersebut antara lain usaha pemanfaatan kawasan, usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan usaha pengembangan agroforestry, silvofishery, dan silvopasture.

SAD di lokasi ini masih hidup dalam sudung-sudung atau pondok terpal sehingga diperlukan pendekatan layanan sosial melalui Community Center. (Sob/*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here