Beranda Akses Kisah Perjuangan Upik Dayung, Mantan Juara Dunia dari Jambi

Kisah Perjuangan Upik Dayung, Mantan Juara Dunia dari Jambi

KOTAJAMBI, AksesNews – Pengurus Persatuan Wanita Olahraga (Perwosi) pusat memberikan apresiasi khusus bagi Leni Haeni (41) mantan atlet dayung berprestasi internasional dari Jambi.

Leni mendapat berupa uang sebesar Rp 10 juta dan piagam penghargaan Atlet berprestasi pada masanya dari Ketua Umum Perwosi, Ny Tri Tito Karnavian bersama 20 atlet lainnya se Indonesia.

Bantuan diserahkan Ketua Pengprov Perwosi Jambi, Fitriani Ulinda bersama sejumlah pengurus dan didampingi Isteri Wakapolda Jambi, Ny Sissy Haydar di kediaman Leni, Kampung Legok Danau Sipin RT 25 Kota Jambi, Jumat (14/12/2018).

Leni mengaku sangat berterima kasih atas perhatian Ketua Perwosi Pusat, dan bantuan yang diterimanya, akan dipergunakannya untuk mengembangkan sekolah dayung yang sudah dirintisnya sejak tahun 2016.

“Alhamdulilah, uang ini bukan untuk saya pribadi, saya akan gunakan juga untuk membiayai sekolah dayung kami. Insya Allah dari sekolah ini akan hadir pedayung pedayung berprestasi yang siap membela nama Jambi dan Indonesia,” ucapnya bangga.

Dia membuka sekolah dayung yang diperuntukkan bagi anak-anak korban narkoba, dan anak anak yatim piatu.

“Kendala saya membuka sekolah dayung ini berat sekali, karena mulai dari kurang sukanya bos-bos narkoba dengan kegiatan ini, hingga persoalan pendanaan. Selama ini saya bisa membagi honor saya sebagai pelatih untuk sekolah ini, tetapi sejak tidak dimanfaatkan sebagai pelatih, saya bekerja tukang sapu di kantor camat dan sebagian honor saya gunakan untuk sekolah ini,” ujarnya dihadapan rombongan.

Tidak itu saja, Oktober lalu, perahu miliknya yang digunakan untuk anak-anak berlatih juga dibakar oleh orang tidak dikenal. “Saya sedih sekali. Tetapi tidak patah semangat karena saya kasihan disini banyak anak-anak tidak mampu dan anak yatim, sekolah ini harus terus berjalan,” katanya.

Perjuangan hidup Leni juga tidak ringan, karena satu dari 3 orang anaknya, Habibatul Fasiha (8), menderita penyakit epidermolysis bullosa atau pengerapuhan kulit sejak lahir. Ketika dikunjungi anak kecil berkulit putih itu, sekujur tubuhnya melepuh dan merah-merah. Dia hanya tergolek lemah, sembari menonton televisi.

“Sudah sejak kecil dia menderita seperti ini. Tiap bulan saya bawa ke dokter, namun kondisinya tidak kunjung membaik. Terlebih jika musim panas, dia semakin merasa sakit,” keluh Leni sembari sesekali menyeka air matanya.

Meski begitu Leni sangat peduli terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. Di kediamannnya yang sederhana dan sebagian terbangun dari hadiah sejumlah anak Malaysia yang belajar dayung darinya, dia membuka taman membaca.

Dia juga membantu mengumpulkan sampah-sampah berupa plastik, dan kertas untuk dibuatkan berbagai bentuk kerajinan. Leni yang akrab disapa dengan panggilan Upik Dayung ini, pernah menjadi atlet andalan Indonesia. Ibu tiga orang anak ini, pernah meraih 1 emas dan 1 perak di Kejuaraan Asia di Singapura tahun 1996.

Menyusul kemudian, tahun 1997, meraih Emas di Kejuaraan dunia, Dragon Boat di Melbourne Australia. Meraih dua Emas di Kejuaraan Asia di Singapura, 3 emas, 1 perak di Kejuaraan Dunia di Hongkong, dan di Sea Games Jakarta Tahun 1999 meraih 3 emas dan 2 perak. (Team AJ)