JAMBI, AksesNews – Gangguan kesehatan akibat asap kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) mulai mengintai masyarakat Jambi. Salah satu korbannya, yakni Al Fikri (7 tahun), warga Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi, yang saat ini sedang dalam perawatan.
Sari Andestema, yang merupakan Ibunda Fikri mengeluhkan dari dampak asap yang menyebabkan anaknya jatuh sakit. Fikri mengalami iritasi mata, akibat pertikel yang terbawa oleh Karhutla di wilayahnya.
“Anak saya dirawat dari hari Senin kemarin, kata dokter salah satu penyebabnya dampak dari asap yang mengakibatkan mata kering, dan membuat kornea matanya lecet,” kata Sari, Jumat (13/09/2019).
Sampai saat ini, Fikri masih terbaring dengan mata terperban di Rumah Sakit Siloam Jambi. Sudah 5 hari Fikri dirawat dengan matanya diperban, karena kornea mata kanan dan kiri Fikri sudah luka semua.
“Hari ke 1 dan ke 2, air mata yang keluar masih normal. Tapi, hari ke 3 dan ke 4 air mata yang keluar sudah bercampur darah. Fikri sudah gak bisa menahan perihnya setiap efek obat yang disuntikan hilang, Fikri mulai mengeluh sakit. Obat yang diberikan bukan lagi oral, tapi melalui suntikan dan infus, dosisnya pun mulai dinaikan,” jelas Ibunda Fikri.
Mata Fikri sudah tak kuat untuk menahan asap, yang setiap hari semakin pekat. Akhirnya kornea matanya luka, mengakibatkan padangannya kabur dan matanya gak bisa dibuka. Sehingga Fikri harus dirawat, semoga hujan segera turun biar semuanya cepat berlalu.
“Kabut asap didaerah saya sudah sangat berbahaya, bahkan bisa merenggut nyawa, asapnya sudah mengandung partikel-partikel beracun,” ungkapnya.
https://www.instagram.com/p/B2WTjHeAdwo/?igshid=6zzq6tiqzfdq
Supaya tidak ada lagi korban dari dampak asap Karhutla, yang terjadi khususnya di daerah Tanjabtim. Pesan dari Ibunda Fikri, agar anak-anak diusahakan untuk memakai kaca mata dan masker dan diusahakan anak-anak tidak bermain diluar ruangan.
Menurutnya jika nanti anaknya sudah sehat, belum boleh dipulangkan dulu ke Sabak sebelum asap hilang. Kalau asap sudah hilang, baru boleh pulang, sebab mata Fikri sudah terinfeksi asap dari dampak Karhutla. (Bjs)