Proyek Pemeliharaan Fiksi, Upaya Gagalkan Petisi

KOTAJAMBI, AksesNews – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menduga sejumlah pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi menyebar berita bohong (Hoaks, red). Hal tersebut dikarenakan, sebelumnya ada himbauan penutupan kawasan Car Free Day pada Minggu (13/01/2019) pagi hari ini.

Pemkot Jambi memberi himbauan tersebut yang katanya, akan dilakukan proyek pemeliharaan sehingga dikhawatirkan mengganggu pengunjung. Tapi pada kenyataannya kegiatan itu tidak ada alias fiksi belaka.

Ketua YLKI Provinsi Jambi, Ibnu Kholdun mengatakan bahwa imbauan itu, hanya untuk mengalihkan konsentrasi warga agar tidak berkunjung ke lokasi Aksi YLKI di Tugu Keris Siginjai, untuk ikut menandatangani petisi menolak kenaikan tarif PDAM yang sedang dilaksanakan.

“Beberapa hari lalu, Pemkot katanya mau perbaiki ini kawasan Tugu Keris, dan katanya mau ada alat berat banyak dan warga gak boleh lakukan Car Free Day,” kata Ibnu Kholdun, saat dikonfirmasi usai melakukan aksi penggalangan Satu Juta Tanda Tangan, di Tugu Keris Siginjai, Minggu (13/01/2019) pagi.

Namun, fakta dilapangan, pada hari ini seperti yang diinformasikan tidak ada kegiatan besar untuk pemeliharaan. Hanya ada mobil pengangkut kotoran manusia (tinja, red) yang terlihat digunakan menguras air di kawasan Tugu Keris Siginjai, Kota Baru, Kota Jambi.

“Faktanya pada lihat sendirikan, gak ada satu alat berat pun. Mereka (Oknum Pejabat Pemkot, red) berbohong,” sebutnya.

Dari pantauan AksesJambi.com, Aksi penggalangan tanda tangan itu berjalan sukses, meski tanpa dibantu pengunjung CFD, ratusan masyarakat secara bergantian menandatangani petisi yang nanti akan dijadikan salah bukti di Pengadilan Negeri (PN) Jambi atas gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan YLKI dengan Tergugat I Dirut PDAM dan Tergugat II Walikota Jambi.

Diduga konflik ini terjadi, karena YLKI menuding Pemkot Jambi berupaya menghalangi aksi penggalangan tanda tangan yang tengah dilakukan sebagai upaya wujud penolakan terhadap kenaikan tarif PDAM Tirta Mayang sejak November 2018 sebesar 100 persen.

Adanya penutupan sementara kawasan Car Free Day sebagai upaya menghindari semakin banyak warga yang ikut menandatangani petisi, sangat masuk akal, sebab jika kawasan itu dibuka akan ada ratusan bahkan ribuan warga Kota Jambi berkumpul disana mulai pagi hingga menjelang siang hari.

Sebab setiap kali pelaksanaan CFD, kawasan itu menjadi pusat berkumpulnya masyarakat, untuk melakukan kegiatan seperti senam bersama, nongkrong sambil makan jajanan dan lainnya. Dengan diliburkannya lokasi itu, tentu tidak akan melibatkan mereka untuk menandatangani petisi.

“Jika benar terjadi, maka ini semakin menguatkan dugaan Walikota Jambi Syarif Fasha tidak peduli atas kesulitan warga Kota Betuah dengan membengkaknya tarif air,” pungkasnya. (Team AJ)