JAMBI, AksesNews – Menjelang agenda Festival Media (Fesmed) 2019 di Jambi, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jambi menggelar konferensi pers di Cafe HelloSapa, Selasa (12/11/2019) siang. Fesmed ini sendiri akan berlangsung di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jambi pada 16-17 November 2019 mendatang.
Dalam konferensi pers tersebut, dihadiri oleh Joni Aswira Putra selaku Koordinator Bidang Kepanitiaan di acara Fesmed 2019, Ramon EPU selaku Ketua AJI Kota Jambi dan Suang Sitanggang selaku Panitia Lokal.
Joni mengatakan pada Festival Media ini ada narasi yang ingin disampaikan. Tidak hanya sekedar event, pelatihan, workshop dan seminar saja meski itu juga bagian tanggug jawab AJI untuk mendorong literasi-literasi di tengah masyarakat. Tapi selain itu, ada narasi yang ingin kita dorong, kekhawatir yang akhir-akhir ini muncul misalkan fenomena hoaks, buzzer politik yang kerap kali memelintir dan mendistorsikan pemberitaan.
“Kita ingin mengajak semua jurnalis dan media dan berpikir ulang kedepan dengan tantangan-tantangan yang tadi, kita mau ngapain nih. Memposisikan peran media itu seperti apa, itu yang ingin kita diskusikan. Narasi itu yang ingin kita sampaikan di festival media,” jelasnya.
Merupakan kesempatan baik bagi Jambi menjadi tuan rumah kali ini, dimana berkumpulnya para jurnalis dari banyak daerah dan kemudian membicarakan persoalan kebangsaan. Kemudian di Jambi saat ini bertepatan dengan momentum sekaligus konteks lokal yang bisa ditarik adalah tahun politik yang akan berlangsung di Jambi.
Untuk itu, Fesmed juga ingin mereview hal-hal yang bisa mengancam kebebasan pers di media sosial di tahun politik maupun diluar kontek politik. Diharapkan festival media ini lah yang menjadi pengingat publik, mencerdaskan publik bahwa publik harus cerdas mengkonsumsi informasi. Memverifikasi fakta, tidak mudah terpengaruh isu hoaks, buzzer dan lainnya.
Pada Fetival media juga akan dihadiri delegasi dari 38 AJI Kota di Indonesia. hampir semuanya ada delegasi dan datang dengan membawa isu beragam. “Kita ada kelas membicarakan tentang ham, jurnalisme damai pada saat koflik papua pecah misalnya. Kita igin merefleksikan kembali konflik yang terjadi tanggung jawab yang seperti apa yang harus di bawa media,” kata Joni.
Selain itu, untuk masyarakat umum berbagai kelas pelatihan untuk anak muda menjadi presenter. Anak muda adalah pengguna paling besar, bagai mana mendorong anak muda bisa aktif menyampaikan informasi yang edukatif dan informatif. Disamping itu ada juga kelas jurnalisme data. Dikelas Fesmed ini juga perlu mengajak media dan publik menaruh konsen pada isu ligkungan.
“Festival media menaruh tempat untuk kita bicara lingkungan, isu orang rimba tetang deforestasi, ancaman kearifan lokal masyarakat adat dan juga ada berbicara budaya. Pembicara yang dihadirkan adalah orang-orang profesional dibidangnya, dan semua kegiatan ilmu dan pengetahuan, semua gratis dan banyak hadiah juga disetiap eventnya,” kata Joni.
Sementara itu, Suang Sitanggang, Ketua Panitia Lokal Fesmed 2019 mengatakansejauh ini antusias masyatakat cukup tinggi dengan diadakannya Fesmed di Jambi. Sampai hari ini untuk pendaftaran dari brosur yang disebar sudah mencapai 1.000 peserta, tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah sampai hari pelaksanaan.
Pada Fesmed 2019 ini, dihadirkan 11 workshop dan dua talkshow. Workshop maupun talkshow ini tidak saja berguna untuk jurnalis, tapi juga untuk masyarakat. Kegiatan ini terbuka untuk umum. Selain dua kegiatan ini, ada juga pameran, lomba foto on the spot, lomba vlog heritage, serta lomba rangking satu.
“Peserta yang mendaftar untuk talkshow dan workshop melalui google form yang kita share melalui media sosial dan aplikasi pesan melebihi ekspektasi. Inilah yang jadi salah satu indikator betapa masyarakat umum dan mahasiswa sangat menyambut baik kegiatan ini,” jelasnya.
Selain itu juga, untuk stand pameran sudah full booking. Stand pameran akan diisi oleh AJI kota, media lokal Jambi, VOA Amerika, NGO berbasis di Jambi, Universitas Terbuka, BPCB, dan lembaga lainnya. “Kami sangat berterimakasih untuk sambutan dan dukungan stakeholder kami. Semoga kita sama-sama mendapatkan manfaat dari kegiatan ini,” tambah Suang.
Ketua AJI Kota Jambi, M Ramond EPU, dalam kesempatan yang sama menyebut kegiatan ini sangat menarik perhatian masyarakat. Berbagai komunitas, ucapnya, juga ikut serta dalam kegiatan ini, seperti komunitas fotografi dan perupa yang akan atraksi di lokasi Fesmed.
Ditambahkannya, Fesmed 2019 ini sangat berarti bagi Jambi. Ini merupakan Fesmed yang ke-8 dan bertepatan dengan delapan tahun AJI Jambi. “Kami berusaha membuat persiapan yang terbaik, dan pada akhirnya disambut antusias oleh masyarakat. Kita mengangkat tema Literasi di Era Disrupsi. Semoga event ini pada akhirnya meningkatkan kemampuan dan juga kapasitas masyarakat dan semua yang hadir di acara ini,” ungkapnya.
Ia menyebut Fesmed 2019 ini terbuka untuk umum. Tidak dipungut biaya untuk mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan. Bagi yang belum sempat mendaftar melalui google form, ucapnya, bisa datang langsung ke lokasi acara dan mendaftar secara offline. “Mari kita ramaikan event nasional yang diadakan di Jambi ini,” terangnya.
Perwakilan dari pengurus AJI Indonesia yang turut dalam konfrensi pers ini, Joni Aswira, mengungkapkan bahwa Festival Media ke-8 yang diadakan di Kota Jambi ini sangat istimewa. Dia mengatakan tema besar yang diangkat kali ini tentang kebudayaan, yang selama ini masih kurang mendapatkan perhatian.
“Jambi memiliki kebudayaan besar, yang misalnya terlihat dari adanya Candi Muarojambi, yang menunjukkan Jambi memiliki kekayaan cagar budaya yang luar biasa. Kearifan lokal dari kebudayaan ini perlu kita sama-sama angkat, terlebih di era masa kini,” ucap Joni.
Pada era ini, ucapnya, ditandai dengan disrupsi informasi. Media sosial sudah bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi bisa bermakna positif, dan di sisi lain bermakna negatif manakala dijadikan untuk menyebarkan hoax.
“Dalam konteks Jambi dan nasional, persoalan ini sangat penting untuk dibahas. Apalagi Jambi juga akan menghadapi proses pemilihan kepala daerah tahun depan. Kita berharap proses demokrasi nantinya tidak diwarnai dengan penyebaran hoaks,” pungkasnya. (Team AJ)