JAMBI, AksesNews – Posko Jambi Darurat Asap bersama para relawan yang tergabung dalam beberapa organisasi massa melakukan penggalangan donasi dan penyaluran bantuan disebuah desa terpencil, yakni Dusun III Pangkalan Ranjau, Desa Tanjung Lebar, Kecamatan Bahar Selatan, Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Kegiatan ini berupa penyaluran bantuan untuk korban dari dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Jambi selama beberapa bulan lalu. Adapun salah satu relawan di lokasi tersebut yakni Herlin Noviyanti, yang merupakan perwakilan dari Beranda Perempuan.
Bagi Herlin, yang merupakan Mahasiswi Hukum di Universitas Jambi banyak sekali pengalaman berharga yang ia dapatkan disana. Menurutnya, ada banyak hal yang mereka lakukan disana, salah satunya yang memang benar-benar sangat berkesan adalah membantu para korban yang terkena dampak asap dari karhutla.
“Jadi kedatangan kami kesana untuk membantu masyarakat adat yang terdampak dan terserang berbagai penyakit akibat dari kabut asap yang diderita oleh warga dan beberapa Suku Anak Dalam (SAD), karena memang benar-benar selama ini lokasi disana tak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah,” kata Herlin kepada AksesJambi.com, Minggu (10/11/2019).
BACA JUGA: Dampak Asap Karhutla Masih Dirasakan Warga di Pangkalan Ranjau
Dara cantik kelahiran Jambi, 11 November 1999 ini mengaku bahwa, ia terbesit di hati kecilnya untuk memberi bantuan karena merasa peduli. Motivasinya ikut terlibat menjadi relawan dalam Posko Jambi Darurat Asap adalah ingin berguna dan bermanfaat untuk orang banyak.
Membantu korban asap untuk mengisi hari-hari mereka secara sukarela bisa menjadi hal yang melelahkan. Namun hal tersebut tidak dirasakan oleh gadis berusia 20 tahun ini. Baginya, melihat anak-anak disana bisa tertawa dan dekat tanpa rasa canggung adalah bayaran yang setimpal.

Pahlawan dan Relawan
Gadis cantik ini rela selama tiga hari dua malam tanpa penerangan, tanpa air bersih dan tanpa sinyal hidup disana bersama masyarakat setempat. Dihari Pahlawan, 10 November ini menurutnya pahlawan adalah orang yang sangat berarti dalam hidup seseorang, maupun orang banyak dan mampu mengorbankan banyak hal untuk membantu orang lain.
Bagi Herlin tidak ada alasan untuk tidak menjadi relawan bagi anak muda. Dengan menjadi relawan, ia bisa mendapatkan kawan-kawan baru, pengalaman baru dan keluarga baru, tak ada yang dirugikan kalau mau membantu sesama.
“Menurut saya, relawan adalah orang yang dengan sukarela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk menolong orang banyak. Dengan menjadi relawan kita bisa banyak mendapatkan pelajaran, terutama pelajaran hidup, disini pikiran kita terbuka bahwa masih banyak orang yang membutuhkan perhatian dan pertolongan kita,” jelasnya.
Selain itu, kata Herlin, wawasan kita banyak bertambah, kita menjadi tahu tentang banyak hal. Contohnya tentang tempat-tempat yang kita kunjungi, adat istiadat disana dan juga banyak bertemu orang-orang baru, ini menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk dirinya.
Menjadi relawan di Pangkalan Ranjau adalah pengalaman pertama bagi Herlin. Disanalah ia merasa senang karena mendapatkan teman baru yang satu visi untuk membantu korban asap. Dari sana pula Herlin mulai bergabung dengan Beranda Perempuan sebagai volunteer (anggota, red).
Ayo Ikut Organisasi
Herlin bercerita, awal bergabung di Beranda Perempuan, dimulai saat pertama kali datang ke tempat diskusi yang diajak oleh temen kampusnya. Saat itu, ada pembahasan mengenai Gender dan ia mulai tertarik mengenai organisasi tersebut. Di sana Herlin bertemu Zubaidah dari Beranda Perempuan.
Zubaidah lalu mengajak Herlin bergabung dengan Beranda Perempuan. Gadis berdarah Tionghoa ini yang mempunyai jiwa sosial langsung mengiyakan ajakan tersebut. Selain itu, Herlin menilai bahwa Organisasi ini hangat dan terlihat mau kerjasama dengan relawan lain.
Menurut Herlin, untuk menjadi relawan tidaklah sulit. Mulai dulu dari hal yang kecil dan dekat dengan kehidupan sehari-hari serta bergabung dalam sebuah organisasi. Fokus pada hal yang benar-benar membuat peduli terhadap sesama. Dengan begitu, kita akan memiliki kedekatan emosional dan menjadi nyaman untuk terus memberi yang terbaik.
“Organisasi itu penting, karena untuk meningkatkan pengembangan diri seperti soft skills dan juga kreativitas diri yang tentunya tidak saya dapatkan jika hanya sekedar kuliah pulang-kuliah pulang saja, serta jika kita berorganisasi kita juga mendapatkan segudang pengalaman, pengetahuan, serta relasi untuk menjadi bekal kita kedepannya,” kata Gadis yang Hobby Travelling ini.
Herlin terbilang aktif dalam berorganisasi, ia mengikuti beberapa organisasi di Kampusnya antara lain Pengurus Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Fakustas Hukum Univeritas Jambi menjabat sebagai Ketua Divisi dan Kajian Publik dan LSO (Law Science Organization).
Tentang Karhutla 2019
Status siaga darurat karhutla berdasarkan SK Gubernur Jambi akan berakhir 21 Oktober bulan lalu, kemudian diperpanjang sampai 10 November. Itu artinya, bertepatan dengan Hari Pahlawan ini status tersebut telah berakhir. Perpanjangan status tersebut, sebagai bentuk antisipasi dan kesigapan pemerintah agar tidak terjadi karhutla dan kabut asap kembali.
Menurut Herlin, seharusnya karhutla ini tidak terjadi lagi, karena kan sudah pernah terjadi ditahun sebelumnya tepatnya tahun 2015. Harusnya pemerintah belajar dari pengalaman bagaimana cara mencegahnya, pun bila terjadi sudah ada cara menanggulanginya.
Bukan hanya pemerintah, namun juga seluruh lapisan masyarakat bantu menjaga dan melestarikan hutan. Karena yang dirugikan bukan hanya manusia saja, namun juga mahluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan yang kehilangan sumber makanan serta tempat hidupnya.
“Semoga kedepan pemerintah lebih tegas lagi dalam menangani kasus ini, terutama menghukum dengan tegas perusahaan pembakar lahan,” harapnya.
BACA JUGA: Aksi Demo Soal Karhutla di Jambi, Menagih Janji Petinggi Negeri
Untuk diketahui, sosok Herlin sempat viral dan menjadi sorotan perbincangan warganet lantaran fotonya yang beredar di akun instagram kebanggaan anak Jambi @kabarkampungkito, saat aksi demo di Kantor Gubernur Jambi mengenai berbagai isu pada bulan lalu.
https://www.instagram.com/p/B211lWZgcqS/?igshid=1ajfnc0e4rptm
Herlin juga tak menyangka bahwa fotonya bisa beredar saat itu. Diakuinya, ia juga kaget fotonya yang mengenakan almamater itu beredar, menurutnya saat itu ada tiga aksi di Kantor Gubernur Jambi dan Herlin ikut dalam salah satu aksi tersebut.
“Jadi waktu itu, saya ikut aksi bersama petani dan disana saya bertemu dengan teman-teman kampus. Memang saya sempat foto-foto disana sama teman-twman, malah jadi viral dan banyak yang ngasih tahu juga ke saya juga,” jelasnya. (Bahara Jati)