Beranda Advertorial HUT TNI Ke -74, Bupati Safrial dan Dandim 0419/Tanjab Tanam Pohon

HUT TNI Ke -74, Bupati Safrial dan Dandim 0419/Tanjab Tanam Pohon

TANJABBAR, AksesJambi.com – Memperingati HUT ke 74 TNI, Bupati Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), H. Safrial dan Kodim 0419/Tanjabbar melakukan penanaman pohon di area lapangan Sepakbola Pematang Lumut, Kecamatan Betara Kabupaten Tanjabbar, Kamis (10/10/2019).

Bupati Safrial sangat mengapresiasi kegiatan yang dinilai sangat bermanfaat dalam pelestarian lingkungan hidup, termasuk bagi masyarakat dan generasi penerus.

“Penanaman ini akan berdampak menghasilkan oksigen untuk generasi kita kedepan, karena oksigen tersebut di hirup, makanya kita harus banyak menanam tumbuhan pohon hijau,” ujarnya.

Safrial mengatakan, Kabupaten Tanjabbar memiliki lahan gambut dan mempunyai tanaman mangrove terbesar, karena mempunyai daya yang menghasilkan oksigen 20 sampai 100 kali lebih besar dari hutan tropis.

“Kepada pemerintah desa agar membuat kanal karena sifat lahan gambut ini tidak boleh kering, kalau dia ada air dibawah lahan gambut itu tentu tidak akan terbakar,” ujarnya.

Safrial mengingatkan kepada pemerintah desa yang memiliki hutan dan lahan agar memanfaatkan dana desa itu untuk keperluan yang lebih penting.

“Kepala desa silahkan musyawarah, Pemkab hanya memberi saran agar dana desa banyak digunakan untuk antisipasi atas kejadian Karhutla karena ini penting,” pungkasnya.

Sementara itu Letkol Inf M Arry Yudistira SIp MIPol, Dandim 0419/Tanjabbar mengatakan selain memperingati HUT TNI, ada tujuan lain yaitu melakukan penghijauan di wilayah yang berdampak terjadinya karhutla untuk memperbaiki ekosistem dan memperbaiki kualitas udara yang baik.

“Oleh sebab itu dari Korem dan Kodim melaksanakan penghijaun.Kita ada menanam pohon yang menghasilkan oksigen, dan pohon yang menghasilkan buah selain menghasilkan oksigen juga menghasilkan manfaat bagi masyarakat,” katanya.

Dandim 0419/Tanjabbar menghimbau kepada masyarakat agar menghentikan membakar lahan karena dapat merusak alam dan mengganggu pernafasan.

“Kalau kita ingat masa lalu semua bisa dikerjakan dengan budaya gotong royong, semua bisa dilakukan bisa bergotong royong,” ujarnya. (Andika)