Beranda Akses Daftar Pejabat Publik di Jambi yang Disuntik Vaksin Covid-19 setelah Jokowi

Daftar Pejabat Publik di Jambi yang Disuntik Vaksin Covid-19 setelah Jokowi

Saat vaksin Sinovac tiba di Jambi. Foto: dok. Humas Pemprov Jambi
Saat vaksin Sinovac tiba di Jambi. Foto: dok. Humas Pemprov Jambi

JAMBI, AksesNews – Pejabat Publik menjadi kelompok pertama yang akan disuntik vaksin Covid-19, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan orang pertama di Indonesia dalam program vaksinasi tahap perdana ini.

Kelompok pertama meliputi pejabat publik pusat dan daerah. Saat ini pemerintah masih menunggu terbitnya izin penggunaan darurat dari BPOM, yang ditargetkan keluar sebelum tanggal 13 Januari.

Di Jambi sendiri, sudah ada beberapa nama yang masuk dalam daftar program vaksinasi tahap pertama ini. Mulai dari pejabat kepolisian, TNI, Pemerintah, Pimpinan Dinas/Instansi Kesehatan dan unsur Pendeta.

Sekda Provinsi Jambi, Sudirman mengatakan dalam pengiriman daftar nama yang akan disuntik vaksin Sinovac ini, dari Jambi mengirimkan lebih kurang 15 hingga 16 orang yang siap disuntik vaksin Covid-19.

“Kita telah dimintai sepuluh nama untuk terlibat dalam program vaksinasi mendatang. InsyaAllah, Jambi siap melaksanakan penyuntikan vaksin ini,” tegasnya, Minggu (10/01/2021).

Pejabat publik di Jambi yang akan divaksin yakni, Kapolda dan Wakapolda Jambi, Danrem 042/Gapu, Sekda Provinsi Jambi, Staf Ahli, Kapala Dinas Kominfo, Kepala Dinkes, Direktur RSUD Raden Mattaher Jambi dan sebagainya.

Penyuntikan vaksin sendiri akan dilakukan dua kali penyuntikan dengan rentang waktu 1 sampai 2 minggu. Pada tanggal 14 Januari 2021, tahap lanjutan vaksinasi di Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi.

Punya Penyakit dan Alumni Covid-19, Fasha-Maulana Tak Disuntik Vaksin

Untuk wilayah Muara Jambi, kata Sudirman, akan divaksin lebih kurang 3.400 orang. Sementara untuk Kota Jambi, lebih kurang 14.000 lebih.

“Penyuntikan vaksin ini akan diikuti seluruh komponen masyarakat, tidak hanya tenaga medis atau tokoh masyarakat saja yang akan divaksin,” katanya.

Semoga ini menjadi contoh dalam vaksinasi awal terhadap keraguan masyarakat terkait penyuntikan vaksin. Selain itu, agar masyarkat tidak keliru dengan respon negatif, karena ini juga merupakan sosialisasi kepada masyarakat. (Bjs)