BATANGHARI, AksesJambi.com – Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah di Indonesia penghasil minyak dan gas (Migas) bumi. Salah satu wilayah penghasil minyak bumi di Jambi adalah Bajubang, yang merupakan lokasi perminyakan yang tergolong tua di Provinsi Jambi serta sebagai eksplorasi minyak di daerah Bajubang.
Bajubang sendiri banyak sekali menyimpan sejumlah sejarah, serta Bajubang juga dulunya sebagai area pertempuran pada saat itu. Banyak sekali perusahaan-perusahaan yang ingin menguasai tempat-tempat yang sangat vital seperti tambang minyak dan bertekad ingin menjajah dan merebut tambang minyak terutama di daerah Bajubang.
Pada saat itu Jepang pun terlibat dalam pengelolaan perminyakan di Bajubang, dan Jepang pun ikut terlibat untuk menguasai serta menjajah daerah Bajubang. Karena Bajubang merupakan suatu tempat tambang minyak pada saat itu.
Pada zaman Jepang tanah minyak Jambi dikelola oleh PERMIRI, tahun 1944. Jepang juga mendirikan tempat latihan tenaga kerja yakni pendidikan minyak di Air hitam Sungai Gelam dan di Kenali Asam yang dilaksanakan kursus pengeboran, geologi perminyakan dan pemeliharaan sumur, sampai pendidikan berlanjut menjadi PAM di Prabumulih, Sumsel.
Tahun 1928 di daerah Bajubang, NIAM juga berhasil mendapatkan sumber minyak bumi terbaik dan terbesar di dunia, ditemukan sumur minyak Bajubang (BJB) 01,02, di Bajubang. Ini lah yang membuat Bajubang dijadikan pusat perkantoran hingga dipindahkan ke kelurahan ke Kenali Asam Atas kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, karena pusat perkantorannya di pindahkan ke Kenali Asam Atas.
Sehingga Bajubang nampak sepi, karena pegawai Pertamina dan keluarga pada umumnya pindah ke Kenali Asam Atas yang yang dekat dengan kota Jambi.
Bajubang lambat laun meredup karena tidak didiaminya lagi oleh pekerja dan karyawan Pertamina.
Kondisi masyarakat Bajubang sekarang sangat menyedihkan, karena dulu sarana dan prasarana serta aset yang ada dimanfaatkan secara maksimal baik oleh Pertamina dan keluarganya maupun masyarakat, sekarang dibiarkan rusak yang memprihatinkan lagi kondisi jalan yang rusak berat.
Bajubang merupakan suatu tempat yang banyak meninggalkan sejarahnya, seperti lobang Jepang. Jepang dengan sengaja membangun lobang Jepang tersebut pada saat Jepang sedang menguasai kota minyak Bajubang.
Jepang membangun lobang Jepang itu sepanjang 1 Km yang dindingnya menggunakan rangka Baja yang dulunya dimanfaatkan sebagai benteng pertahanan tentara Jepang menghubungkan dari markas keluar dan tempat bersembunyi pada masa itu.
Goa Jepang tersebut, juga dulunya merupakan suatu tempat untuk pembunuhan masal. Namun, belum sempat digunakan hanya untuk membunuh salah orang yang dianggap Jepang melawan dengan cara dipenggal atau di setrum listrik.
Saat ini lobang tersebut masih bernama lobang Jepang, tapi peninggalan sejarah Jepang tersebut hingga saat ini tidak dapat berfungsi karena tidak terawat lagi.
Lobang tersebut kini sudah tertimbun oleh tanah dan telah runtuh, serta akar-akar pohon banyak yang menembus dan menutupi gua. Sehingga, pintu masuk lobang Jepang tersebut sudah buntu dan tidak bisa dimasuki oleh orang lagi dan terbengkalai.
PENULIS: Ratna Eka Sari dari Program Studi Ilmu Sejarah, Universitas Jambi
Artikel ini di-publish untuk memenuhi tugas perkuliahan menulis kreatif.