Beranda Akses Kisah Satu Keluarga Asal Jambi yang Selamat dari Gempa dan Tsunami di...

Kisah Satu Keluarga Asal Jambi yang Selamat dari Gempa dan Tsunami di Sulteng

JAMBI, AksesNews – Kedatangan warga asal Jambi yang selamat dalam bencana alam Gempa Bumi dan Tsunami di Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), tiba disambut keluargannya, di Bandara Sultan Thaha Jambi, sekitar pukul 22.00 WIB, Selasa (09/10/2018) malam.

Mereka merupakan pasangan Suami istri Aspin (36), Salmah (40), dan dua orang anaknya Rizki (5) dan Rizka (4), warga asal Mendahara Tengah, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) telah bekerja selama 4 tahun di Donggala.

Keluarga tersebut merupakan keturunan warga Seberang Kota Jambi. Menurut Paman korban, Ahmad (48), keponakannya sudah menetapkan bekerja di Kabupaten Donggala selama 4 tahun.

Mereka baru mendapatkan kabar bahwa keponakannya selamat dari musibah bencana setelah 3 hari. Keponakannya menelpon keluarga di Jambi menceritakan, bahwa rumah yang ditempati di Donggala rata dengan tanah.

“Untuk sementara ini, mereka akan tinggal di rumah keluargannya di Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi. Dia (Salmah, red) ikut suami yang bekerja disana. Kita senang mereka selamat, sehingga bisa berkumpul dengan keluarga lagi,” kata Ahmad.

Sementara itu, Salmah menceritakan, rasa trauma dialaminya saat pulang dari berjualan keliling makanan Qtela. Saat itu, dia sedang berada diluar rumahnya sekitar pukul 18.00 WIB, sang Suami dan dua orang anaknya berada di ruang tengah.

Mereka mendengar suara petir diiringi hujan lebat serta getaran kuat, yang membelah jalan di depan rumahnya. Bahkan, suaminya sempat mengalami luka-luka akibat ambruknya bangunan dirumahnya. Lalu, sebelum terjadinya gelombang tsunami yang meratakan seluruh pemukiman di kawasan itu, mereka cepat berlari menyelamatkan diri.

“Kemudian tanah itu menutup kembali dan semua orang berlari. Kami melarikan diri ke lapangan, suami mengendong anak-anak ke bukit di kantor pemerintahan untuk mengungsi tanpa makan dan minum selama tiga hari,” tangisnya.

Selama di Pengungsian, kedua anaknya menderita penyakit demam dan muntah-muntah karena tak ada yang makanan yang dikonsumsi. Lalu, Ia bertemu dengan seorang anggota TNI Angkatan Udara asal Jambi bernama Sertu Amrin Hakim membantu mereka untuk melakukan komunikasi ke keluarga di Jambi dan mengantarkannya untuk pulang.

“Pagi tadi mau ke Jambi terjadi dua kali gempa. Kami juga sempat kocar-kacir berlari,” kata Salmah.

Ia memastikan diri untuk menetap di Jambi dan tak ingin kembali pulang ke Donggala karena merasa sudah trauma dengan kejadian bencana itu. “Kami sudah trauma,” sebutnya.

Untuk memastikan keadaan keluarga itu, pemerintah setempat langsung membawakan ke rumah sakit terdekat, hingga semuanya dinyatakan pulih oleh dokter. Untuk diketahui, gempa bumi dan Tsunami di Sulteng yang menyebabkan lebih seribu warga meninggal dunia, dari 2 ribu lebih lainnya terluka, dan 70 ribu lebih jiwa menggungsi. (Syahrul)