Beranda Akses Harga Pangan Naik, Gas 3 Kg Langka, YLKI: Pemerintah Jangan Takut Bertindak

Harga Pangan Naik, Gas 3 Kg Langka, YLKI: Pemerintah Jangan Takut Bertindak

TANJABBAR, AksesJambi.com -Jelang memasuki bulan suci Ramadhan, harga bahan pangan mulai begerak naik. Kenaikan beberapa harga pangan di pasar tradisional di dalam Kota Kualatungkal ini bertahap dan mulai dirasakan sejak satu Minggu ini.

Bawang merah misalnya, mengalami kenaikan dari Rp34 ribu per kg menjadi Rp38 ribu, bawang putih sebelumnya Rp36 ribu per kg menjadi Rp40 ribu per kg nya. Gula pasir sebelumnya Rp12 ribu per kg menjadi Rp20 ribu per kg.

Sedangkan untuk daging Ayam potong terjadi penurunan, biasanya dijual dengan harga Rp30 ribu kini turun menjadi Rp20 ribu per kg, sedangkan telur ayam harganya masih stabil.

Sementara itu, bedasarkan infomasi dilapangan kelangkaan gas bersubsidi elpiji 3 kilo gram mulai terjadi dan menjadi keluhan masyarakat.

Sudah sepekan ini, gas bersubsidi dari pemerintah untuk masyarakat miskin itu menghilang dari pasaran bahkan sejumlah pangkalan dikabarkan kebahabisan stok.

Terkait berapa bahan pangan begerak naik ini tentunya menjadi keluhan warga, seperti disampaikan salah seorang ibu Rumah tangga warga Kualatungkal, Emi, mengatakan ini mukin Efek dari virus Corona, hingga berdampak pada beberapa harga bahan pangan.

“Sudah seminggu ini mulai naik, mungkin karena dampak virus corona,” kata Emi, Senin (6/4/2020).

Kenaikan berapa harga pangan ini juga di Aminni ole Salah satu pedagang pasar tradisional tangga Raja Ilir, seperti harga gula pasir sebelumnya Rp8 ribu per kg nya naik menjadi Rp19 sampai 20 ribu.

“Ya, naik Rp12 ribu per kilonya, sebelumnya hanya Rp8 ribu per kilonya,” ungkap ibu separu baya ini.

Tentunya dengan kenaikan berapa bahan pangan ini sedikit menjadi keluhan para kosumen dan omset juga menurun.

Terpisa terkait kelangkaan gas bersubsidi 3 kilo ini juga mulai membuat warga resah, pasalnya banyak warga kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kg. Harga diwarung relatif tinggi.

Di beberapa pangkalan yang terpantau, warga masih sulit untuk mendapatkan LPG bersubsidi tersebut. Untuk mendapatkan gas bersubsidi 3 Kg dari program perintah itu, masyarakat harus rela antri panjang sampai berjejalan. Bahkan tak jarang mereka sudah lama antri tidak kebagian gas bersubsidi tersebut.

Menanggapi Persoalan ini Hamka ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tanjab Barat meminta pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Promosi Daerah (Perindag) untuk tidak tutup mata terhadap kondisi ini. Dinas Perindag harus segera mengambil langkah cepat untuk penyelesaian persoalan ini.

“Kita mohon lah untuk dinas terkait (Perindag, red) melihat keadaan ini untuk segera mencari solusi. Jangan terkesan seolah-olah tutup mata dan telinga dengan keadaan ini,” ujar Hamka, Selasa (7/4/2020)

Ditambahkannya, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Promosi Daerah (Perindag) tidak perlu takut untuk mengambil tindakan.

“Kapan perlu lakukan razia rutin dan melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menertibkan para agen yang nakal,” ujarnya.

Hamka juga mengecam agen, pangkalan dan orang yang terlibat bermain sehingga terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga LPG subsidi 3kg.

Ia juga beharap kepada penegak hukum wilayah Tanjab Barat untuk bertindak menertibkan agen dan pangkalan yang nakal.

“kita beharap penegak hukum yang berwenang melakukan pengawasan ketat dalam penyaluran gas 3 Kg bersubsidi dari pemerintah ini agar tepat sasaran,” kata Hamka. (DIK)