“Takdir itu lucu. Ada saja caranya mempertemukan dua orang yang tak punya urusan dengan cara yang seolah kebetulan,” – Ninna Lestari
Mungkin itu juga yang penulis rasakan saat bertemu salah seorang sesepuh RT 10 Kelurahan Wijayapura Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, saat takziah malam ketujuh wafatnya ayahanda tercinta Muhammad Hamdi.
Dengan dihiasi janggut putih masih duduk dengan tegak dan sehat itulah gambaran sekilas sosok sang pemilik “Mutiara” Hidup sehat (pen), Surya Pulungan yang kini menginjak umur 80 tahun.
Usai mengikuti pembacaan dan tahlil, terjadi obrolan ringan mulai dari tips hidup sehat hingga politik asyik jelang Pilkada 27 Nopember 2024 mendatang.
Telah memiliki enam orang anak dan 12 cucu, namun secara phisik dan pikiran pria kelahiran Tapanuli Selatan ini masih sangat bugar.
Saat ditanya apa tips sehatnya, pria yang akrab disapa opung oleh para cucunya ini tidak pelit berbagi.
“Makan Jangan Berpantang Tapi Berimbang dan Jaga Pikiran Positif”, ungkapnya berbagi tips.
Semua makanan yang baik itu adalah anugerah rizqi dari Allah jadi tidak layak kita berpantang. Namun harus seimbang dan jangan berlebih-lebihan.
Sedangkan yang paling penting adalah menjaga pikiran kita selalu berbaik sangka dan menjaga mindset-mindset positif. Sejatinya kesehatan adalah rizqi paling utama dari Allah SWT setelah keimanan kita.
Tak hanya berbagi tips sehat saja, namun dengan latar belakang sebagai putra seorang perwira TNI dan sempat mengikuti perjalanan sang ayah yang juga sebagai politisi golkar di era 80 an, penyuka beladiri silat melayu ini berbagi tips memilih pemimpin sebagai obrolan politik asyik.
“Carilah pemimpin yang memiliki budi pekerti yang baik. Memiliki komitmen yang kuat satu kata dan perbuatan,”sebutnya.
Tak kalah penting harus jelas asal usulnya agar kita tau dengan jelas latar belakangnya.
Hanya saja Dia mengingatkan persoalan “Money Politik” masih mengancam kehidupan demokrasi kita saat ini.
“Persoalan “Money Politik” masih sangat berpengaruh dalam kontestasi politik kita saat ini,” tuturnya.
Fenomena saat ini, jual beli suara itu bukan karena kondisi ekonomi masyarakat yang “miskin”, tapi dilihat sebagai kesempatan pragmatis, pungkas Opung.
Banyak yang harus digali “Mutiara” dari sang opung, hanya saja waktu yang telah menunjukkan pukul 20.00 WIB dan undangan telah banyak pamit, terpaksa obrolan tips sehat dan politik asyik pria yang telah mengalami tiga masa kekuasaan ini di bumi pertiwi ini berakhir. ***