Beranda Akses Ironis, Harimau Betina Asal Merangin Mati Karena Malnutrisi Kronis

Ironis, Harimau Betina Asal Merangin Mati Karena Malnutrisi Kronis

JAMBI, AksesNews – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi menggelar konferensi pers tentang kematian Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) betina yang berasal dari Kabupaten Merangin, Rabu (03/11/2021).

Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh mengatakan harimau betina yang mati tersebut merupakan hasil penanganan konflik dari Kabupaten Merangin. Kondisi satwa, saat pertama masuk di Tempat Penyelamatan Satwa dalam kondisi yang sangat buruk.

“Kondisi satwa kurus kering, malnutrisi, letargi, nafsu makan buruk, terlihat kaki kanan depan membengkak dan tidak digunakan untuk berjalan,” kata Rahmad Saleh.

Mulai tanggal 17 Oktober 2021, satwa telah dilakukan tindakan medis berupa pemberian obat-obatan vitamin (supportif), Anti Inflamasi dan anlgesik serta pemberian pakan berupa ayam hidup 2 ekor dengan berat 2,5.

Pada tanggal 18-27 Oktober 2021, diberikan makan secara berkala yaitu ayam, kelinci, hati sapi serta vitamin(supportif) anti inflamasi dan anlgesi serta antibiotik. Namun, seringkali makanan tersebut tidak dihabiskan.

“Dari hasil pemeriksaan Laboratorium darah (Kimia dan Hematologi) menggambarkan bahwa Harimau mengalami anemia berat dan dehidrasi yang sangat berat,” ungkapnya.

Selanjutnya, dari hasil pemeriksaan bedah bangkai menunjukan beberapa perubahan yang signifikan seperti membran mukosa yang pucat, mata yang sangat cekung, konjungtiva pucat, organ lambung hingga usus yang mengalami perlukaan, masa otot/daging yang sangat tipis.

Dari gambaran perubahan baik dari pemeriksaan darah, maupun gambaran perubahan organ secara nekropsi maka dapat disimpulkan sementara bahwa penyebab kematian Harimau Sumetera yang berasal dari Kabupaten Bangko adalah Malnutrisi Kronis.

Pada kamis, 28 Oktober 2021. Dilakukan tindakan medis oleh tim medis Balai KSDA Jambi, drh. Yuli Akhmal dan drh. Zulmanudin bersama dengan drh. Sugeng Dwi Hastono dari Amanah Veterinary Services, Lampung melakukan pemeriksaan satwa.

Satwa dibius untuk pemeriksaan fisik, pengambilan sampel darah dan feses hasil pemeriksaan sampel feses ditemukan telur cacing Cooperia sp. Berdasarkan pemeriksaan radiologi diketahui, kaki kanan depan mengalami fraktur atau patah dan luxatio dan hasil pemeriksaan darah menunjukkan malnutrisi. 

“Kemarin, Selasa 2 November 2021 telah dilakukan pengecekan ulang. Terlihat satwa hanya berbaring, lemas, respon kurang (letargi), kepala masih diangkat namun diletakkan kembali. Setelah akan dilakukan pengecekan kembali, satwa diketahui telah mati,” jelasnya.

Pihak BKSDA sangat berterima kasih kepada para pihak yang terlibat dalam penyelamatan satwa Harimau Sumatera mulai dari evakuasi, perawatan sampai dengan nekropsi. 

“Terimakasih kepada masyarakat desa setempat, Kepolisian, Kodim Bangko, BBTNKS, KPA Merangin, FZS, ICA Cabang Jambi dan terutama FFI selaku mitra kami yang telah mendukung banyak dalam penanganan harimau mulai dari verifikasi, evakuasi hingga penanganan medis selama ini,” pungkasnya. (Kho/Bjs)