Beranda Akses Mahasiswa Nilai Pemilihan DEMA Kampus STAI An-Nadwah Tak Adil

Mahasiswa Nilai Pemilihan DEMA Kampus STAI An-Nadwah Tak Adil

Proses pemilihan DEMA STAI An Nadwah Kualatungkal yang sempat memanas. Foto: Ist
Proses pemilihan DEMA STAI An Nadwah Kualatungkal yang sempat memanas. Foto: Ist

TANJABBAR, AksesNews -Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) An Nadwah Kualatungkal merasa dirugikan dan mempersoalkan mekanisme pemilihan umum Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), karena dianggap tidak adil. Meski KPUM STAI An Nadwah Kualatungkal telah menjawab isu pemukulan yang diduga hoax, dan menerangkan tahapan pemilihan yang sesuai dengan aturan.

Seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam An Nadwah, Andi Suwarno sebagai salah satu pihak yang mempersoalkan mekanisme pemilihan yang ia anggap tidak adil itu menjelaskan alasannya.

Andi mengatakan, bahwa klarifikasi ataupun jawaban Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) hanya untuk mengalihkan isu, tidak membahas masalah dasarnya.

“Yang jadi persoalan, bukan tahapannya, tapi dasar aturannya dan proses persiapan dasarnya, serta aksi brutal di kampus,” jelas Andi.

Andi menilai bahwa tidak ada aturan mendasar yang menjadi acuan baku, sehingga terkesan dirubah dan disesuaikan untuk kepentingan pihak tertentu saja.

“Kalau berani, buka aturannya, apa acuannya, kalau mau adil harusnya dibahas bersama, agar aturan jelas untuk merangkul semua kepentingan, bukan yang itu-itu saja, makanya kita tidak berkembang,” tegas Andi.

“Kalau KPUM ada aturannya, mana? kenapa yang tersebar hanya tahapan-tahapan? Kapan dibahasnya? Apa dasar pembahasannya? Siapa saja pihak yang membahas?,” tanya Andi.

Baginya, sangat wajar ada pihak yang menggap bahwa ada kecurangan KPUM sebagai penyelenggara karena tidak ada keterbukaan dalam pembahasan merumuskan kireteria calon DEMA.

“KPUM tidak transparan dalam merumuskan kategori bakal calon ketua DEMA kepada mahasiswa,” ungkapnya.

Selain itu, Anfi mengajak kepada pihak KPUM untuk duduk membahas terkait hal ini, karena pihaknya merasa tidak mendapat keadilan jika ini terus dilanjutkan.

“Kami meminta untuk membahas perkara ini bersama KPUM serta bersama pihak wakil ketua di kampus membahas secara terbuka terkait semua yang berhubungan pelaksanaan pemilihan DEMA,” harapnya. (Wjs/*)