MUAROJAMBI, AksesNews – Tim Dosen dari Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi (UNJA), Sabtu (31/08/2019), melaksanakan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Air Sungai Batanghari Menjadi Air Besih Menggunakan Adsorben Biochar”.
Ide penggunaan biochar sebagai adsorben dalam penjernihan air ini tercetus oleh ibu Helga Dwi Fahyuan, S.Si., M.Si dan ibu Frastica Deswardani, S.Si., M.Sc yang terinspirasi dari penelitian yang beliau lakukan sebelumnya tentang penjernihan air dengan metode fotokatalis TiO2/Biochar. Dimana tingginya porositas yang dimiliki biochar sangat mendukung biochar untuk dijadikan adsorben dalam penjernihan air.
Kegiatan yang dilaksanakan pada sabtu siang tersebut mendapat respon positif dari masyarakat Desa Sungai duren, pasalnya terlihat puluhan masyarakat sangat antusias meyambut kedatangan tim yang dikomandoi oleh bapak Drs. Nelson, M.Si.
Tim dosen yang tergabung dalam program PPM di Desa Sungai Duren ini terdiri dari: Drs. Nelson, M.Si selaku ketua tim, Helga Dwi Fahyuan, S.Si., M.Si, Nurhidayah, S.Pd., M.Sc, Frastica Deswardani, S.Si., M.Sc dan M. Ficky Afrianto, S.Si., M.Si masing-masing sebagai anggota.
Selain dari beberapa dosen Prodi Fisika kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa orang Mahasiswa yang tergabung dalam tim tersebut.
Biochar ini sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu Nurhidayah dalam Slide materinya kepada masyarakat Desa Sungai Duren merupakan materi padat yang terbentuk dari karbonisasi biomasa, Biochar mengandung karbon (C) yang tinggi yaitu lebih dari 50%.
Biochar tidak mengalami pelapukan lanjut sehingga apabila diaplikasikan sebagai penyaringan air akan bertahan lama, Biochar juga memiliki kekuatan mekanik dan porositas yang tinggi yang sangat mendukung biochar dijadikan sebagai adsorben.
Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa Biochar dapat dibuat dari berbagai bahan organik, seperti serbuk gergaji, sekam padi dan lain-lain yang diolah melalui pembakaran hingga terbentuk arang, pada PPM ini, sumber biochar yang digunakan berasal dari tandan kosong kelapa sawit.
Hal tersebut dipicu karena luasnya perkebunan sawit yang ada di Provinsi Jambi mencapai 689,966 ha jumlah tandan kosong kelapa sawit setiap kali panen berkisar 20 hingga 23 persen dari jumlah panen tandan buah sawit yang dipasok ke pengelolah.
“Biasanya, tandan kosong kelapa sawit itu dibiarkan saja menjadi limbah produk yang tak termanfaatkan, oleh karena itu, dengan mengolah tandan kosong kelapa sawit menjadi biochar akan meningkatkan nilai guna dan ekonomis bahan tersebut,” papar sekretaris Prodi Fisika ini dalam materinya.
Proses penyaringan air kotor menjadi air bersih ini menggunakan alat yang dirancang sangat sederhana yaitu dengan menggunakan pipa paralon ukuran 4 inci yang didalamya telah diisi Biochar (arang dari tandan kelapa saswit), pasir, ziolit dan kerikil, penggunaan pipa ini untuk skala kecil namun untuk skala besarnya bisa juga mengunakan drum plastik atau tedmon.
Setelah menjelaskan secara ringkas mengenai biochar dan cara kerjanya, masyarakat dipersilahkan melihat praktek kerjanya secara langsung dengan alat sederhana yang telah disiapkan yang dipandu langsung oleh bapak M. Ficky Afrianto selaku teknisinya.
Herman Salah satu tokoh masyarakat yang hadir pada saat itu mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada tim Dosen dari Prodi Fisika FST UNJA yang telah bersedia menyampaikan ilmu pengetahuannya dalam bentuk Pengabdian Masyarakat di Desa Sungai Duren.
“Terimakasih kepada bapak-bapak ibu-ibu dari Fisika FST UNJA, Alhamdullillah kami telah menyaksiakan secara langsung bagaimana proses penjernihan air menggunakan biochar ini, harapan kami kedepannya dengan alat yang sederhana ini bisa dikembangkan untuk kami manfaatkan sebagai sarana untuk mendapatkan air bersih dan sehat di Desa kami,” ujar ketua RT ini singkat. (nhd)