JAMBI, AksesNews – Kemampuan memahami bacaan bagi siswa kelas awal sekolah dasar yang rendah harus menjadi perhatian semua pihak. Guru dan dosen perlu membuat media yang murah dan mudah dibuat agar siswa di kelas awal sekolah dasar memahami makna isi bacaan.
Hal tersebut diungkapkan fasilitator nasional kelas awal Sekolah Dasar Program PINTAR Tanoto Foundation, Dr. Yeti Heryati yang mengatakan rendahnya kemampuan membaca siswa sangat dipengaruhi metode pembelajaran yang dijalankan guru. Pada umumnya siswa kelas rendah di sekolah dasar diajar membaca dengan cara menghafal.
“Anak-anak kita tidak begitu kesulitan mengenali huruf, tapi kalau diminta memaknai isi bacaan, anak-anak kita biasanya lemah,” tutur Yeti, di Jambi, beberapa waktu lalu.
Yeti mengatakan dibutuhkan perubahan metode agar bisa meningkatkan kemampuan membaca. Siswa harus diajar mengenali huruf, mampu membaca kalimat dan mengetahui maknanya sekaligus.
“Guru harus merancang media dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satunya dengan pembuatan Big Book,” tegasnya.
Disebut Big Book karena ukurannya jauh lebih besar dari buku umumnya. Big Book berisi kalimat-kalimat sederhana dan gambar-gambar yang mengilustrasikan isi kalimat. “Karena tulisannya besar-besar dan standar untuk kelas awal, maka siswa jauh lebih gampang mengenali abjad, huruf dan kata,” tukas Yeti.
Awalnya Sulit
Menariknya, sejumlah guru dan dosen di Kota Jambi membuat sendiri big book tersebut, Hendra Budiono, Dosen PGSD FKIP Universitas Jambi mengaku senang belajar membuat big book, ia dan rekan sejawatnya diajarkan teori dan praktik membuat buku sebagai bagian dari literasi hyang sesuai dengan karakteristik SD khususnya kelas awal.
“Awalnya sulit karena saya tidak terbiasa, akhirnya bisa juga, kegiatan membuat big book ini akan saya terapkan dan diimplementasikan kepada mahasiswa PGSD tempat saya mengajar sebagai calon guru di masa yang akan datang,” ungkapnya.
Senada dengan pak Hendra, Amirul Mukminin, dosen PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengaku senang dengan melakukan hal-hal di luar kebiasaan sehari-hari. “Pembuatan big book memberikan makna bahwa media pembelajaran tidak selalu mahal dan sulit untuk dibuat dengan kreatifitas dan ketekunan, saya akan menerapkan juga di perkuliahan nanti,” tegas dosen yang akrab disapa pak Amir tersebut.
Selain dosen, guru-guru dari tiga kabupaten di Provinsi Jambi juga dilatih membuat big book, seperti Diana Indrawati dari Tanjab Barat, Indriani Fulleh dari Batang Hari dan Misro dari Tanjabtim, ketiganya bersama guru kelas awal lainnya juga membuat big book, sama seperti yang dibuat para dosen.
“Antusias sekali, ini dunia saya sebagai guru kelas awal, dapat ilmu baru membuat big book, membantu siswa dalam memahami makna kata dan kalimat, tidak lagi menghafal,” pungkas Bu Diana, usai praktik mengajar modul II Program PINTAR Tanoto Foundation. (Bjs/*)