Hari Batik Nasional, Ariansyah: Pakailah Batik Tulis atau Cap, Bukan Batik Printing

JAMBI, AksesNews – Secara resmi diakui dan ditetapkan oleh UNESCO bahwa Batik merupakan warisan Budaya Dunia pada 02 Oktober 2009 lalu, maka pada hari tersebut menjadi Hari Batik Nasional. UNESCO memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia.

Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia. Khususnya di Jambi, Batik-batik jambi tergolong batik yang sangat digemari oleh masyarakat dan para pecinta batik. Di dalam beberapa event pameran batik, batik Jambi laris di beli dan di pesan oleh masyarakat.

Didalam pengrajin Batik Jambi sendiri, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, Ariansyah mengatakan pengrajin batik di Jambi sudah meningkat. Sembari itu juga, ia mengatakan telah mengadakan pelatihan membatik sebanyak 50 orang dan di latihan langsung oleh pengrajin dari Jogja dan Semarang, Selasa (02/10/2018).

“Kita kemarin ada melatih mereka untuk desain batik dan motif batik sebanyak 50 orang, dari kota Jambi sebanyak 20 orang dan dari kabupaten-kabupaten sebanyak 30 orang. Mereka semua kita latih dengan pengrajin asal Jogja dan Semarang,” jelas Ariansyah.

Batik Jambi yang populer dan banyak di minati masyarakat yaitu batik dari Kota Jambi, Bungo dan Batanghari serta beberapa batik dari kabupaten yang lain. “Yang jelas batik ini sebagai warisan budaya Indonesia dari leluhur kita. Artinya memang ini harus di budayakan,” kata Kadis Perindag Provinsi Jambi.

“Pemakaian batik, saya minta kepada masyarakat untuk menggunakan benar-benar batik. Bukan batik printing, tetapi batik tulis atau cap yang dibuat oleh manusia bukan oleh mesin. Baik itu semua pemerintah, masyarakat kemudian anak-anak, siswa dan sebagainya untuk menggunakan batik Jambi,” pungkasnya. (Alpin)