JAMBI, AksesNews – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jambi melakukan aksi demontrasi menolak rencana kenaikan harga BBM. Aksi ini berlangsung di Simpang BI Telanaipura, Kantor DPRD Provinsi Jambi hingga Kantor Gubernur Jambi, Kamis (01/09/2022).
“Kami minta kepada Presiden untuk tidak menaikkan harga BBM. Tetapi, harus mengurus APBN yang sedang jebol. Kami menduga dan khawatir kenaikan harga itu untuk kepentingan politik pada tahun 2024,” kata Riki Handriska, salah satu korlap aksi tersebut.
Saat ini, kata Riki, Jambi mengalami inflasi tertinggi yang mana harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan signifikan. Tentu kondisi ini semakin menyulitkan masyarakat jika harga BBM bersubsidi dinaikkan kembali.
“Kita tahu inflasi yang tertinggi berada di Jambi. Namun tim yang mengendalikan inflasi daerah sangat tidak bekerja,” tuturnya.
Ketika aksi demonstrasi ini berlangsung di Kantor DPRD Provinsi Jambi, massa aksi ini memaksa masuk ke gedung tersebut. Mereka ingin bertemu pimpinan DPRD Provinsi Jambi yang tak kunjung muncul.
Namun, aparat kepolisian berbaris menutup pintu kantor ini. Sedangkan para mahasiswa bersikeras masuk, sehingga terjadilah aksi saling dorong.

Kericuhan tidak bisa dihindarkan. Desak-desakan antar mahasiswa dan polisi berlangsung. Akibat kericuhan itu, sebanyak 2 orang mengalami pingsan.
Kedua mahasiswa ini langsung digotong keluar barisan demonstrasi itu. Sejumlah mahasiswi kemudian memberikan pertolongan pertama, dan dibantu petugas Biddokes Polda Jambi. Beberapa lama kemudian mereka sadar kembali.
“Kami kecewa tidak bisa bertemu Ketua DPRD. Padahal, setahu kami, mereka berada di dalam melakukan rapat paripuana dan belum keluar,” kata Riki.
Setelah tidak berhasil memasuki kantor tersebut, aksi unjuk rasa ini berlanjut di depan Kantor Gubernur Jambi. (Msa)