Beranda Akses Kesuksesan KPU di Tingkat Nasional dan Daerah

Kesuksesan KPU di Tingkat Nasional dan Daerah

FOTO: Mahasiswa UNP Asal Tebo, Provinsi Jambi, Vovvy Z
FOTO: Mahasiswa UNP Asal Tebo, Provinsi Jambi, Vovvy Z

JAMBI, AksesNews – Sejak 2015, 2017, 2018 sampai dengan nanti 17 April 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sukses membuka lapangan kerja terbanyak dan seluas-luas untuk masyarakat Indonesia, mulai dari usia produktif untuk mendapatkan pekerjaan sampai dengan usia lanjut. Termasuk anak-anak yang dijadikan tompangan pekerjaan dan juga kepada ibu-ibu rumah tangga (IRT).

KPU, khususnya Provinsi Jambi hanya membuka lapangan kerja 8 kursi untuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Senayan, akan tetapi pendaftar lebih banyak dari jumlah kursi yang tersedia. Dari hasil informasi yang didapat, pelamar kerja intelektual untuk nasional dengan 8 posisi tersebut, memiliki total pendaftar 110 dari 16 Partai Nasional melalui Dapil Provinsi Jambi.

Hal ini menunjukan bahwa banyak sekali usia produktif dan tamatan Sarjana membutuhkan pekerjaan di skala Nasional. Pelamar kerja intelektual yang dimaksud adalah mereka yang memiliki jumlah kekayaan yang sudah sangat cukup fantastis dan gaji pekerjaan sebelumnya sudah diatas angka minimum, lalu pelamar kerja intelektual yang kita maksud mereka yang memiliki Pendidikan diatas Strata 1 (S1), antara lain Dr, Drs, Dra, dan Megister.

Telepas dari banyak pelamar kerja intelektual tersebut saya sanggat apresiasi kepada KPU yang mengadakan pemilu Badan Eksekutif dan Legilatif secara serentah sejak tahun 2015 sampai dengan 2019. Sehingga, banyaknya lapanag kerja yang terbuka baik untuk yang bisa mendaftar dan juga bagi yang hanya bisa menjadi team suskses di tingkat Nasional, Regional bahkan Daerah tertinggal sekalipun mendapatkan kesempatan berkerja.

Peluang ini tidak hanya dimanfaatkan bagi mereka yang sudah terbiasa berkerja, tetapi banyak sekali yang baru berpartisifasi serta mencari nafkah dalam kondisi dan stuasi yang sanggat terbuka ini. Jenis pekerjaan yang didapat tidak melihat syarat usia dan status Pendidikan karena yang paling terpenting memiliki masa atau pendukung yang banyak, mampu memasang baleho dan jenis alat peraga kampaye lainnya.

Jumlah lapangan pekejaan yang dibuka oleh KPU tingkat Provinsi Jambi untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi, melihat dari data dan kebutuhan pada periode tahun lalu, DPRD hanya membuka atau membutuhkan 55 kursi atau orang, yang terbagi dari beberapa komisi dan dari beberapa fraksi yang memenangkan nantinya melalui beberapa dapil di Provinsi Jambi.

Melalui informasi yang di dapat, 16 partai nasional mencalonkan kadernya rata-rata sebanyak 45 orang yang tersebar di 6 Dapil Provinsi Jambi, Kota dan Kabupaten. Calon pelamar kerja intelektual tersebut, terbagi dari berbagai jenjang Pendidikan dan gelar mulai dari, Drs, Dra, Dr, Megister H/HJ dan jenis gelar lainnya, dengan jumlah pelamar kerja intelektual kurang lebih 729 orang, yang tersebar di berbagai kabupaten dan dapil di Provinsi Jambi.

Dari data dan informasi tersebut, membuat masyarakat umum terkadang memiliki pekerjaan double dan beberapa dekade masyarakat yang menjadi team ini sering kali meningalkan pekerjaan utama atau pekerjaan sehari-hari apabila sudah dekati hari pemilihan, terkhusus 1 minggu atau pada hari tenang kampanye team ini sanggat kesit berkerja secara diam-diam sesuai kontrak kerja yang sudah dijanjikan sebelumnya.

Para pelamar kerja intelektual ini kerap sekali melontakan janji-janji kepada mayarakat umum dan kepada team intinya, sehingga membuat beberapa masyarakat tergiur sehingga pelamar kerja intelektual ini mendapatkan hati atau suara masyarakat pada hari pemilihan.

KPU juga membuka lapangan kerja dengan jalur independent untuk tingkat nasional dengan jumlah lowongan 4 kursi/orang, bidang Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI). Terbukanya kesempatan ini juga menjadi moment bagi pelamar kerja intelektual yang berada di Provinsi Jambi, dengan jumlah pelamar kerja 16 orang.

Proses pemilihan dan pasca pemilihan tak terlepas dari isu saling memburukan satu sama lain yang dijalankan oleh tim inti berdasarkan kesepaham kerja awal. Sehingga, kerap terjadi gesekkan satu team dengan team yang lain, satu golongan kelompok dengan kelompok yang lain, satu keluarga dengan keluarga yang lain bahkan satu tali aliran darah adik-kakak terkadang bergesekkan kehidupan sosial serta silaturami pada proses pemilihan umum dan pasca sekalipun.

Padahal kita tahu tekadang gaji atau upah yang didapat tidak sebanding dengan pekerjaan dan resiko yang diterimanya.

Penulis: Vovvy Z

Sedang aktif kuliah di Kota Padang