JAMBI, AksesNews – Muhammad Mutawalli (27), pria yang sempat viral karena melamar gadis asal Turki bernama Edanur Yildiz (22), mengungkapkan rencana pernikahannya. Hal ini ia sampaikan ketika berada di kedai yang ia kelola, terletak di Mendalo, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Sabtu (27/02/2021).
Dirinya mengatakan, akad nikah dan resepsi pernikahannya dengan Edanur Yildiz rencananya berlangsung di Turki pada akhir tahun 2021. Muhammad Mutawalli berusaha memenuhi kebutuhan pernikahannya melalui kedai yang dikelola bersama keluarga.
“Insya Allah tahun ini jika ada rezky, akhir tahun dilaksanakan. Karena kakaknya juga akan menikah dalam waktu dekat,” ujarnya.
Walli pun berniat ingin membawa kedua orang tuanya ke Turki, supaya bisa hadir saat pernikahan, sekaligus berkenalan dengan keluarga di sana. Setelah itu dia juga berencana melangsungkan resepsi pernikahan di Jambi sebagai bentuk rasa syukur.
Jika resepsi pernikahan sudah dilaksanakan, dirinya akan tinggal di Turki. Sebab, Walli ingin lebih dekat dengan keluarga Edanur. Ia pun disarankan untuk tidak khawatir mengenai pekerjaan di Turki.
“Perlu perkenalan lebih dekat dengan keluarganya. Mungkin minimal 4 tahun tinggal di sana. Kalau mengenai pekerjaan Ibu Edanur suruh jangan khawatir,” katanya.
Walaupun demikian, ia belum ada rencana untuk menjadi Warga Negara Turki. Ia pun ingin membawa Edanur ke Jambi untuk tinggal sementara.
Di tempat yang sama, Ibundanya Walli, Hermawati mengungkapkan bahwa dirinya sangat terharu dan juga senang, karena keberhasilan Walli melamar Edanur.
“Kadang-kadang sempat nangis. Tapi ada senangnya,” ungkapnya.
Sebelum keberangkatan ke Turki, Walli sempat dicemooh oleh tetangga. Tetapi Hermawati menghadapinya dengan tegar.
“Kami coba anggap seperti tidak ada masalah, meskipun kadang-kadang ada sedikit sedih,” tuturnya.
Ia pun berharap dirinya dan keluarga yang lain dapat hadir di acara pernikahan anaknya di Turki.
Sempat Positif Covid-19, Mutawalli Berhasil Melamar Perempuan Turki
Walli mengenal Edanur melalui media sosial pada tahun 2019. Awalnya, ia memuat komentar di postingan foto milik Edanur, serta mengirimkan pesan lewat Instagram.
“Dua minggu kemudian baru di balas. Lalu aku minta nomor WA. Aku bilang kagum sama dia, karena dia kan aktivis kemanusiaan,” ujarnya.
Hubungan dengan Edanur pun berjalan melalui Whatsapp. Walli mengungkapkan rasa kagumnya, karena Edanur menjadi aktivis kemanusiaan.
Sang perempuan juga mengungkapkan rasa kagum kepada Walli yang sempat memasang video ketika mengaji dan sholawat di Instagram.
Tidak sampai satu bulan berkenalan, Walli mengungkapkan perasaan bahwa ia ingin membentuk hubungan yang serius dengan Edanur.
“Aku sampaikan ke dia Insya Allah suatu saat aku ke Turki. Dan dia bilang silahkan datang. Lalu aku bilang aku ingin serius, maksudnya ingin menjadikannya istri,” katanya.
Karena keseriusan itu, Walli pun meminta nomor WA Ibunda Edanur untuk mengenalkan dirinya, serta menyampaikan niatnya tersebut.
“Tapi tidak dikasih, karena baru kenal. Tetapi hubungan tetap berlanjut lewat WA dan aku minta lagi nomor kontak ibunya. Alhamdulillah akhirnya dikasih,” lanjutnya.
Dengan bantuan Google Translate untuk berkomunikasi dengan bahasa Turki, Walli kemudian menghubungi Ibunda Edanur. Namun, restu belum didapatkannya. Hanya izin pertemanan yang didapatkan Walli.
Pantang menyerah, Walli kembali mengungkapkan niatnya untuk menikahi Edanur. Kesempatan yang diharapkannya, akhirnya muncul.
“Ia bilang kalau mau serius, datang ke sini bawa cincin. Dan Alhamdulillah hubungan aku dengan ibu itu jalan terus,” ungkapnya.
Walli sempat menyampaikan kepada Ibunda Edanur bahwa dirinya bukan orang kaya. Bahkan ia sedang merintis usaha dengan berjualan minuman Thai Thea. Namun, Ibunda Edanur mengatakan dirinya tidak memandang harta milik Walli.
“Hal terpenting baginya adalah usahanya halal. Mau bertanggung jawab dan mau bekerja keras. Lalu bisa ngaji dan sholat, seperti itu katanya,” tutur Walli.
Walli sempat menemukan kendala saat merintis usaha bersama adiknya. Ia sempat menghadapi kabut asap di tahun 2019 yang mengakibatkan penjualannya sepi. Kondisi ini diperparah dengan penyakit asmanya yang kambuh.
“Saat itu Asma ku kambu. Tapi aku tetap berjuang. Aku sembuh dengan minum madu hitam,” katanya. Edanur
Perjuangan Saat Berangkat ke Turki
Dengan berbagai keterbatasan dan bantuan dari keluarga, Walli akhirnya berusaha menepati janji untuk melamar Edanur. Keberangkatan ke Turki ia rencanakan berlangsung di bulan Juli tahun 2020. Namun, keberangkatan tertunda akibat pandemi COVID-19 melanda. di Mendalo
“Bahkan rencana pada bulan November, tertunda lagi. Tapi aku tetap berjanji dan ingin membuktikan,” ungkapnya.
Walli pun kembali mengupayakan keberangkatan di awal tahun 2021. Dengan uang yang tidak banyak, ia tak gentar untuk mewujudkan impiannya bersama Edanur.
Ketika sampai di Bandara Soekarno Hatta pada tanggal 16 Januari tahun 2021, Walli harus melakukan Tes PCR. Hasil positif terjangkit COVID-19 ia dapatkan.
Keluarga Edanur merasakan sedih, setelah mendengar kabar Walli terjangkit COVID-19. Rencana melamar di tanggal 21 Januari tahun 2021, terpaksa dibatalkan.
“Alhamdulillah keluarga tersebut kuat agama, sehingga aku dapat support. Meski pun keluarga itu nangis,” katanya.
Walli kemudian menjalankan karantina di Wisma Atlet. Karantina tersebut ia jalani dengan Sholawat, Shalat Tahajud dan berdoa. Tidak hanya itu, ia juga meminta ridho dan maaf kepada orang tuanya di Jambi, supaya perjalanan ke Turki menjadi lancar.
Setelah 10 hari di karantina, akhirnya Walli bisa keluar daru Wisma Atlet. Saat itu uang di kantong dan ATM yang dibawanya sudah terkuras.
“Uang tersisa sekitar Rp 1,3 Juta di dalam ATM. Tapi saat mau digunakan untuk bayar kost, ATM malah tertelan,” ujarnya.
Ia pun meminta bantuan kepada temannya yang tinggal di Bekasi untuk membayar penginapan di Kost. Tidak banyak yang dapatkan, karena temannya hanya bisa memberikan uang senilai Rp 100.000.
Pada tanggal 1 Februari tahun 2021 menjelang keberangkatan, Walli mengurus pembuatan kartu ATM yang baru. Di hari yang sama, ia langsung pergi ke Bandara untuk berangkat ke Turki.
Sampai di Bandara, Walli harus melewati Tes PCR terlebih dahulu. Petugasnya sempat mengalami kesalahan teknis, karena memberikan hasil yang salah.
“Dokter bilang hasilnya positif. Lalu aku menangis dan keringat dingin. Namun hasil yang ditunjukan itu adalah hasil keluar di tanggal di tanggal 17 Januari,” katanya.
Hasil yang sebenarnya masih di Laboratorium. Walli pun menunggu hasil tersebut selama sekitar 30 menit.
“Aku menunggu dengan sholawat dan Alhamdulillah hasilnya negatif. Lalu aku sujud syukur sambil menangis,” tuturnya.
Saat menunggu untuk berangkat, Walli duduk bersama seorang yang bernama Hendra asal Yogyakarta. Pria tersebut membantu setelah tahu bahwa Walli hanya membawa uang sekitar Rp 534.000.
“Abang itu baik. Aku dikasih 100 Turki Lira,” ujarnya.
Sampai di Turki
Singkat cerita, ketika sampai di rumah Edanur, Walli mendapatkan bantuan dari seorang pria yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Edanur.
Pria tersebut mendampingi Walli saat acara lamaran, serta membantu Walli supaya bisa memberikan antaran sesuai adat setempat.
“Alhamdulillah ada kerabat Edanur yang menjadi bapak angkatan ku. Dia bantu aku untuk ngasih antaran bernilai belasan juta,” pungkasnya. (Sob)