Paguyuban Orang Tua Siswa Sulap Kelas Jadi ‘Cantik’

TANJABTIM, AksesJambi.com – Mengadopsi dari postingan Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan Program PINTAR Tanoto Foundation yang diterapkan salah satu satu sekolah mitra membuat paguyuban orangtua siswa di SMPN 4 Tanjungjabung Timur (Tanjabtim) mewujudkan kelas biasa menjadi kelas cantik yang kaya akan buku bacaan.

Peran paguyuban orangtua siswa sangat berarti bagi kemajuan sekolah. Berbagai peran bisa diambil oleh mereka seperti ikut menata kelas, pojok baca, hingga menyediakan buku bacaan.

Seperti yang dilakukan oleh Pak Yusman Tarigan suatu sore di SMPN 4 Tanjabtim, ia bersama teman-teman paguyuban kelas mengecat, menata ruang kelas dan halaman.

“Ayo Bapak Ibu kita susun buku bacaan di pojok baca,” teriak pak Tarigan mengajak teman-temannya.

Pak Tarigan tidak sendiri, ia dibantu orangtua lainnya yang sedang menyelesaikan pengecatan ruang kelas, menata meja dan kursi, membuat hiasan pojok baca, dan membuat taman di depan kelas.

“Kalau sore hari bisa, sudah tidak di kebun, jadi saya bisa fokus bantu menata kelas, terutama membantu menata pojok baca dan menaruh buku bacaan,” ujarnya.

Tak heran jika pada hari Jum’at, (21/12/2019), di SMPN 4 Tanjabtim sangat ramai. Usut punya usut esok harinya akan diadakan lomba menghias kelas dan pojok baca berkat dukungan orangtua siswa

Itulah cara kepala sekolah tersebut, Ibu Tota Sinaga, dalam mengajak keterlibatan orangtua siswa. Kebetulan pengurus komitenya juga pernah dilatih peran serta masyarakat oleh Tanoto Foundation.

Menurut Ibu Tota, hampir setiap sore dalam seminggu diisi dengan kehadiran orangtua sebagai upaya dukungan terhadap anaknya di setiap kelas. Mereka hadir bergotong royong membersihkan dan menata kelas anaknya.

“Semua bergotong royong, program peran serta masyarakat dan paguyuban orangtua siswa berjalan sesuai dengan program Dinas Pendidikan dan tentu saja ini berkat pelatihan dari Tanoto Foundation,” ungkap Ibu Tota.

Lalu apa resep Ibu Tota sehingga sekolahnya bisa mendapatkan dukungan masyarakat dan orangtua.

1. Membentuk Paguyuban Orangtua siswa (POS)

Bapak Subdit Lubis selaku pengurus komite SMPN 4 Tanjabtim, mengatakan strategi yang ia lakukan bersama pengurus lainnya adalah membentuk paguyuban orangtua siswa. Awalnya tentu saja sulit, karena banyak yang belum memahami seperti apa cara kerja dari paguyuban orangtua tersebut.

“Ya mereka bertanya-tanya, tujuannya apa membentuk paguyuban orangtua tersebut,” ungkapnya.

Pak Lubis sendiri sering terjun langsung melihat perkembangan kemajuan sekolah. Hanya saja, Pak Lubis berharap agar masyarakat dan paguyuban orangtua terus konsisten terlibat dalam mendukung keberhasilan sekolah.

“Saya berpesan bahwa dukungan dari masyarakat dan orangtua bukan hanya dana, namun tenaga dan fikiran juga bisa,” katanya.

Paguyuban orangtua murid ini merupakan bagian dari stakeholder sekolah yang akan ikut menentukan keberhasilan dan kemajuan dunia pendidikan.

Paguyuban orangtua adalah wujud partisipasi masyarakat, di samping komite sekolah. Kehadiran paguyuban orangtua menjadi penting bagi sekolah yang beralamat di Jalan Sulthan Thaha Dendang ini.

Karena pengecatan dan penataan ruang kelas ini bagian dari partisipasi orangtua, maka pilihan warna meja dan kursinya sesuai selera kelas masing-masing. Ada yang mejanya berwarna hijau, biru, dan putih. Selain meja dan kursi, ruang kelas juga ikut diperbarui catnya ditambah ruangan untuk pojok baca.

2. Memanfaatkan grup WhatsApp

Kebarhasilan Bu Tota dalam menggerakkan peran serta paguyuban orangtua tersebut juga berkat hadirnya media WhatsApp, dirinya bangga dan mengapresiasi semangat gotong royong yang ditunjukkan para orangtua, guru-guru dan siswanya. Hal ini berkat komunikasi yang terus dilakukan.

Kecanggihan teknologi memudahkan Ibu Tota dalam mengajak peran serta paguyuban orangtua siswa.

“Caranya memanfaatkan media sosial, seperti grup Whatsapp, dalam hal apapun, misalnya menyampaikan informasi tentang kelas yang nyaman itu seperti apa, lalu kita diskusikan,” ujar Ibu Tota.

Adanya grup WhatsApp ternyata mampu menjadi jembatan antara kepala sekolah, guru, wali kelas dan paguyuban orangtua siswa.

Bu Tota mengaku bersyukur dengan adanya grup WhatsApp tersebut,informasi apapun bisa cepat sampai di tangan orang tua, tak lupa ia mengucapkan terima kasih karena mereka semua mau meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta materi bagi kemajuan sekolah.

“Terima kasih telah mengubah wajah kelas anak-anak kita. Semoga mereka semakin nyaman, serta riang dan gembira ketika belajar di dalam kelas,” ucapnya kepada semua paguyuban orangtua siswa.

Putri Maharani, siswi kelas VIII mengaku senang dengan perubahan di kelasnya, ia bersama teman-temannya semakin semangat untuk berangkat ke sekolah.

“Tambah semangat aja gitu, kan kelasnya udah bagus,” ujar Putri. (TTF/BJS)