SUNGAIPENUH, AksesJambi.com – Acara Kenduri Swarnabumi di Pondok Tinggi yang difasilitasi oleh pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sempat memicu pernyataan kontroversial dari salah seorang oknum. Dalihnya adalah penyebutan oleh pembawa acara bahwa Ketua TP-PKK Kota Sungai Penuh adalah pembina acara “Lek Negroi” Swarnabhumi di Pondok Tinggi.
Menanggapi hal tersebut, Kadis Budpar Kota Sungai Penuh, Boby Arisandi mengkonfirmasi bahwa setiap kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ketua Tim Penggerak PKK adalah pembinanya.
Sedangkan untuk teknis dibuat panitia lokal yang sifatnya mengkoordinir setiap kegiatan. Dan ada SK penunjukan lokasi serta SK panitia besar yang ditandatangani oleh Walikota yaitu gabungan SK Lokal dan Pemkot.
“Setiap kegiatan pagelaran budaya dan seni di bawah binaan Ibu Ketua TP-PKK Sungai Penuh. Tidak ada yang salah, elemen pemerintahan juga aktif turun membantu kegiatan ini. Tanpa tanda tangan Walikota kegiatan ini tidak bisa berjalan,” ujar Boby
Terkait pernyataan oknum yang mengaku tersinggung dan mengklaim warga juga tersinggung, Desrianto Kudri yang merupakan tokoh masyarakat Pondok Tinggi membantah pernyataan tersebut.
Dia menuding oknum tersebut berlebihan dan terkesan mencari-cari persoalan. Semestinya berterimakasih karena Wali Kota merekomendasikan Pondok Tinggi sebagai penyelenggara.
“Ini acara sakral yang direkomendasikan pemerintah ke komunitas adat. Ada peran pemerintah di sini. Ketika pemerintah disebut, ngapain harus ribut. Leading sektornya jelas Disbudpar. Mestinya berterimakasih. Pernyataan oknum panitia lokal tersebut sudah keluar konteks,” ujarnya.
Lebih lanjut, warga Pondok Tinggi yang namanya tidak mau di publish mengaku bahwa masyarakat antusias menyambut Wako Ahmadi Zubir. Hal ini memang di luar kendali dan tidak diduga sebelumnya.
Barangkali fakta inilah yang membuat segelintir oknum panas. Sehingga banyak bermunculan narasi yang aroma politisnya terlalu menyengat.
“Warga antusias menyambut Pak Ahmadi. Ya karena Pak Ahmadi memiliki banyak sahabat dan loyalis di Pondok Tinggi. Tidak mungkin dibendung. Tapi jangan diartikan keluar konteks,” tutupnya. (Pro)