Beranda Akses LPG 3 Kg di Tanjab Barat Langka, Perindag Akui Kewalahan Atasi Konsumen...

LPG 3 Kg di Tanjab Barat Langka, Perindag Akui Kewalahan Atasi Konsumen Nakal

TANJABBAR, AksesJambi.com – Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kilo Gram (KG) atau sering disebut Gas LPG Melon di Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Barat di jual keluar daerah melalui pelabuhan pelabuhan yang ada di Kualatungkal.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Tanjab Barat, Syafriwan mengatakan pihaknya saat ini terus melakukan pengawasan di kawasan jalur keluar dari Tanjab Barat, terutama di Pelabuhan yang ada di Kualatungkal dan sekitarnya.

“Kita sering melakukan razia-razia,salah satunya di pelabuhan. Disinyalir ada yang keluar dari Tanjung Jabung Barat,” katanya, Kamis (12/03/2020)

Menurutnya, sejumlah solusi sudah di lakukan untuk mengantisipasi Gas LPG 3 Kg tersebut keluar daerah. Salah satunya seperti surat edaran kepangkalan-pangkalan yang ada di Tanjabbar.

“Supaya tidak melayani pembeli di luar wilayah itu solusinya,” tegasnya.

Dia mengaku operasi yang di lakukannya di pelabuhan-pelabuhan di Tanjab Barat pernah membuahkan hasil yakni dengan di gagalkannya peredaran gas di pelabuhan saat itu.

“Ada tangkapan pernah awal tahun kemarin sama kepolisian dan kita,” ujarnya.

Syafriwan menegaskan pihaknya juga susah memberikan peringatan kepada para pemilik pangkalan akibat menjual gas ke luar daerah dan ke sembarang orang.

“Kita beri peringatan melalui Pertamina,”ucapnya.

Kadis Perindag mengaku kesulitan melalukan pengawasan kepada pangkalan atau sub pangkalan yang menjual ke pedangan yang membawa gas LPG 3 Kg.

“Siapa yang mampu mengawasi penjual yang bawa-bawa gas di motor itu kanan kiri itu,” ujarnya.

Modus yang digunakan para penjual gas asongan tersebut dengan membeli di sub-sub agen dengan cara membeli satu satu di setiap sub agen yang ada di Tanjabbar.

“Membeli di sub agen sini satu di sini satu lagi. kalau banyak kan, gas yang di dapat banyak,” sebutnya.

Saat ditanya, adakah syarat khusus pembelian gas di pangkalan atau sub pangkalan. Dia mengaku sudah banyak cara di lakukan agar tidak ada penjualan gas ilegal. Namun, ia mengaku masih tetap kesulitan.

“Sudah berbagai cara, mulai dari kartu kontrol, menggunakan KK atau KTP, tapi ya itu tadi kembalinya kalau masyarakat tidak di beri kembali lagi ramai di pangkalan ribut,” ungkapnya.

Menurutnya banyak masyarakat mampu masih menggunakan gas LPG 3 kg. Hal itu terkadang membuat gas 3 kg habis dan langka.

“Banyak modus, biasanya yang beli gas itu ya banyak modus,” sebutnya.

Sedangka untuk stok gas LPG 3 di tahun 2020 ini masih aman hingga akhir tahun mendatang jumlahnya sekitar 2,2 juta lebih yang disediakan.

“Kita punya stok cukup, hingga akhir tahun mendatang,” pungkasnya. (Dika)