Beranda Akses Sekolah Anggap Sepele ‘Bulliying’, Siswi di Merangin Depresi Berat hingga Dirawat

Sekolah Anggap Sepele ‘Bulliying’, Siswi di Merangin Depresi Berat hingga Dirawat

MERANGIN, AksesJambi.com – SN(13) Siswi kelas 6 SDN 33 Sungai Ulak, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin ini harus mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Kolonel Abunjani Bangko karena alami depresi berat di duga setelah mengalami bulliying oleh 6 orang teman sekelasnya.

Siswi yang di kenal pendiam dan berprestasi ini, tiba – tiba menceritakan kronologis kejadian yang menimpa dirinya kepada keluarganya sekitar tanggal (10/02/2020) lalu.

Satu dari 6 teman lelakinya yang ada di kelas telah memukuli kepala dengan tangan, sementara yang lain menendang kaki dan menarik jilbab.

Hal ini diceritakan ibu SN, Habibah saat ditemui awak media di Rumah Sakit Umum Kolonel Abunjani Bangko Selasa (10/03/2020).

“Kalau dia tidak cerita,kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya,” ungkap Habibah ibu korban.

Habibah mengatakan,dirinya pernah mendatangi pihak sekolah untuk memberi tahu apa yang di alami oleh putrinya, namun usahanya itu tidak berhasil.

Karena tidak memiliki biaya untuk berobat. Akhirnya putrinya tersebut dijemput oleh pihak keluarga suaminya untuk berobat di Kecamatan Tabir Ulu.

Melihat anaknya depresi berat, ibu SN pun melaporkan kejadian tersebut ke Dinas P2TP2A Kabupaten Merangin dan selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit.

“Kejadian ini sudah saya laporkan ke Dinas P2TP2A Kabupaten Merangin,” katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 33 Merangin Rina Sarina Maryana saat dikonfirmasi sejumlah awak media mengelak dan mengatakan kejadian tersebut sudah lama.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merangin, Zubir. Dirinya juga mengetahui kejadian tersebut, namun sudah selesai.

“Kejadian itu kan sudah lama, sepengetahuan saya sudah selesai,” terang Zubir.

Lanjutnya, sehingga ia menjadi sakit, ketakutan jika bertemu temennya lagi.

Diiringi tangis penuh harapan ibu korban (Habibah) berjalan kaki datangi sekolah supaya bisa menengahi permasalahan yang di alami anaknya.

Karena tidak mendapat tanggapan dari pihak sekolah, Dia berharap agar anaknya tidak takut lagi menjalani aktivitas disekolah, tapi apalah daya jauh panggang dari api, usaha orang tua (SN) tersebut tidak menuai hasil.

Setelah ditunggu berhari – hari tidak ada tanggapan dari pihak sekolah, Siswi kls 6 SD itupun dijemput keluarga Ayahnya di Tabir Ulu untuk berobat. Karena ayah Korban tidak memiliki biaya pihak sekolah dan orang tua terduga pelaku menyepelekan kesembuhan anaknya.

Satu minggu (SN) di obati keluarga Ayahnya di Tabir Ulu, pada (17/02/2020) Ke-2 orang tua (SN) FR dan Hbb kembali mendatangi Sekolah berharap mendapatkan perhatian khusus dari sekolah agar tidak diganggu temanya, tetap saja dicuekin.

Dikarenakan Kejadian itu dilingkungan Sekolah dalam kelas saat Jam Belajar. Sehingga media ini mendatangi langsung SDN 33 Merangin untuk mendapatkan Informasi lebih lanjut.

Kepala Sekolah SDN 33 Merangin (RM) berserta wali murid memanggil dan mempersilahkan Media ini menanyakan kebenarannya secara langsung kepada ke-6 terduga di ruang guru (17/02/2020) lalu.

“Ya orang tua (SN) pernah mendatangi sekolah ini terkait sakitnya (SN) akibat dibuly temannya Jelas RM selaku Kasek SDN 33 Merangin. Namun saya suruh Ibuk EL Wali kelas 6 untuk menyelesaikan waktu itu.

“Saya sibuk, saya ini kepala sekolah dan saya tidak ngurus murid. Saya hanya mengurus guru,” Tandas Kepsek tegang ketika dikonfirmasi salah satu media.

Keenam terduga sangat menyesali perbuatannya terhadap (SN) di hadapan Kepsek, Wali Kelas Senin (17/02/2020 ).

Mereka adalah berinisial Z, G, I, A, M dan Y. Ke-6 terduga menangis dihadapan (SN) sambil minta maaf dan dua siswi lainnya menangis berpelukan sambil meminta maaf juga.

Kepada media yang saat itu ada, Siasatinfo.co.id salah satu siswa terduga mengakui, bahwa kelas 6 tidak di ajarkan kedisiplinan jarang belajar dan gurunya ibu EL jarang masuk, tidak pernah menerangkan pelajaran hanya menulis dan menulis saja jelas siswa.

Proses Mediasi pada tanggal 19/02/2020 akhirnya membuahkan hasil semua yang bersangkutan bersepakat mengecek kepala (SN) di Rumah Sakit. (JNI)