JAMBI, AksesNews – Mewabahnya Virus Corona di dunia saat ini membuat kekhawatiran setiap orang d segala penjuru negara. Di Indonesia sendiri, sudah 6 orang yang positif terjangkit Covid-19 ini.
Hal ini juga membuat kekhawatiran bagi beberapa orang tua atau wali siswa SMAN 1 Kota Jambi, lantaran pihak sekolah akan melaksanakan Field trip ke Jakarta, Bandung dan Jogjakarta yang direncanakan berangkat pada Rabu (11/03/2020). Ditambah lagi, sebanyak 80 siswa ini akan di berangkatkan menggunakan Bus dan belum tentu dilakukan screening.
Menurut informasi yang dihimpun aksesjambi.com , filed trip ini di tolak oleh beberapa ortu dan wali murid, sehingga pihak mengadakan rapat pada Jumat (06/03/2020) lalu sekitar pukul 14.25 wib hingga selesai. Dari hasil pertemuan ortu murid yang hadir lebih kurang 27 orang ini mendapat hasil field trip di batalkan dan orang tua dikenakan denda Rp 800 ribu perorangan guna ganti rugi Bus.
Namun, pada hari tersebut pihak sekolah mengeluarkan lagi surat undangan rapat dengan nomor 166/110/SMA 1/KT 2020 yang tertanggal 06 Maret 2020 untuk mengundang rapat kembali pada Sabtu, 7 Maret 2020 pukul 08.00 sampai dengan selesai bertempat di ruang Auditorium SMAN 1 Kota Jambi.
Dari pertemuan itu pun menghasilkan field trip tetap dilaksanakan. Selain itu, bagi siswa yang mengundurkan diri dikenakan denda senilai Rp 2,1 Juta yang mana biaya untuk berangkat senilai Rp 5,5 Juta.
Terkait informasi ini, aksejambi.com langsung ke SMAN 1 Kota Jambi dan bertemu dengan Ketua Panitia Field Trip, Catur Wijayanto karena Kepala SMAN 1 masih keluar. Tetapi saat dikonfirmasi, Catur tidak mau berkomentar.
“Terkait itu (Fieldtrip.Red) tunggu pak Kepsek saja. Biar satu pintu informasinya,” kata Catur, Senin (09/03/2020).
Tidak selang lama pertemuan tersebut, datang salah satu ortu murid yang tidak mau di sebut namanya yang merupakan ortu dari salah satu peserta field trip.
Menurutnya, kedatangan tersebut guna menanyakan kejelasan field trip yang mana penambahan uang denda hingga mencapai Rp 2,1 juta tersebut. Sebab, pada Rapat pada Jumat dirinya hadir dan sepakat cuma denda Rp 800 Ribu dan rapat pada hari tersebut dirinya tidak mengetahuinya.
“Saya kan sudah bayar Rp 2 Juta, berarti saya nambah lagi Rp 100 ribu. Terkait anggaran ini akan di bicarakan lagi usai field trip nantinya,” kata ortu murid tersebut.
Ortu Murid ini salah satu ortu yang menarik diri dari keberangkatan tersebut guna keselamatan dan kewaspadaan anaknya.
Plt Kepala Disdik Provinsi Jambi, M Sahran saat di temui di ruangannya mengatakan telah menghimbau kepada sekolah tersebut agar tidak melaksanakan Field trip saat situasi wabah Corona ini. Selain itu, imbauan dari Gubernur dan Walikota Jambi juga mengingatkan itu.
“Saya sudah imbaukan kepada sekolah tersebut. Bukan melarang tapi situasinya yang belum tepat karena Indonesia masih waspada Corona,” kata Sahran.
Terkait beberapa Ortu murid yang menolak dan denda bagi yang tidak ikut, Sahran mengaku belum mengetahui informasi tersebut.
Selain itu, kesan sekolah yang memaksakan Field trip tersebut harus dilaksanakan di lihat dari surat pernyataan yang harus di tanda tangani oleh ortu di atas materai 6000 dengan poin pernyataan sebagai berikut:
1. Bersedia memberikan izin kepada anak saya untuk mengikuti field trip;
2. Bersedia menanggung resiko yang terjadi;
3. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka tidak akan menuntut pihak sekolah.
“Mati kita akan panggil pihak sekolah, secepatnya kita akan panggil,” tegas Sahran.
Untuk Kepala SMAN 1 belum dapat di konfirmasi. Saat aksesjambi.com meminta kontak kepada Catur, dirinya menyebut kontak Kepala yang ada di dirinya tidak aktif lagi. (Alra)