TANJABBAR, AksesJambi.com – Salah satu warga RT 10 Kelurahan Pembengis, Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Barat, ‘J’ harus mengisolasikan dirinya setelah sempat demam tinggi dan didatangi oleh petugas kesehatan dari puskesmas setempat.
Namun, J yang merupakan tulang punggung keluarga sebagai Pers ini tidak bisa melakukan aktivitas untuk mencari nafkah selama 14 hari atau selesai dari pemantauan petugas kesehatan. J sudah hampir satu minggu menjalani isolasi diri, dan selama itu pula keluarganya hidup dalam keterbatasan.
Rita, istri dari J mengatakan bahwa dalam satu rumah yang terbuat dari papan tersebut ada dua orang anaknya yang berusia 13 dan 12 tahun. Sementara dirinya saat ini tengah mengandung.
Rita menceritakan bahwa selama sang suami diisolasi dirumah, dirinya dan anaknya pun juga disuruh untuk mengisolasi diri dirumah. Sementara itu, dirinya juga bingung tidak mendapatkan bantuan atau perhatian dari mana pun.
“Dinas kesehatan ada turun, untuk cek kesehatan kami kan. Tapi kami dak ada di kasih bantuan. Kami bingung juga, ini lah bapaknya kabar-kabarin kawannya yang bersedia bantu,” ucapnya, Rabu (06/05/2020).
“Alhamdulillah hari ini lah kita dapat bantuan dari kawannya. Tadi juga ada dari pihak kepolisian kasih bantuan. Lah seminggu keadaan kami kek gini, untung nian ada yang bantu,” jelasnya.
Rita menyebutkan bahwa sempat datang ke rumah ketua RT setempat untuk melaporkan kondisi keluarganya yang membutuhkan sembako selama mengisolasi diri. Namun, saat ke rumahnya, ketua RT tidak berada dirumah.
“Ya mau kek mana lagi lah kami. Dari dinsos atau pemerintah juga dak ada ngasih. Kami disuruh isolasi tapi kami dak ada sedikitpun di kasih,” ungkapnya.
“Ini syukur alhamdulilah nian ada kawan yang mau bantu. Dari polisi bantu, kami berterima kasih nian,” ucapnya lagi.
Ia menyebutkan bahwa memang dirinya tidak memiliki KTP Kuala Tungkal. Namun, dirinya sudah lama tinggal di rumah yang saat ini Ia tempati. Meskipun demikian, Ia juga tetap berharap adanya bantuan.
“Ya kami di isolasi, mau gimana kami cari uang, cari makan. Bingung juga kami kan. Kami juga dak mau kek gini,” ungkapnya.
Amir, salah seorang perwakilan dari rekan wartawan Tanjab Barat mengatakan bantuan yang diberikan sebagai bentuk kepedulian dari teman-teman media yang menyisihkan sedikit rezekinya saling berbagi untuk membantu kepada teman kita yang terkena ODP. Seomga bantuan paket sembako yang berikan ini dapat bermanfaat.
“Pasien ini memiliki 3 orang anak, Istri masa hamil dan ia sebagai kepala keluarga, tentunya selama ia diminta untuk melakukan isolasi di rumah biaya hidup keluarganya terhenti karena tidak ada yang mencari dan anak masih kecil-kecil. Untuk itu kita minta Pemkab buka mata dan telingga jangan hanya warga diminta melakukan isolasi di rumah, namun bantuan buat mereka tidak ada,” jelas Amir.
Amir menyebutkan, J Sudah 1 minggu di isolasi mandiri di rumah tidak diberikan bantuan sembako, tentunya kesulitan untuk kebutuhan keluarga.
”Mereka diminta untuk isolasi diri karena ODP, seharusnya diperhatikan. Namun, tidak diperhatikan pemerintah,” ujar Amir.
Ditambahkan Amir, jika pemerintah tetap tutup mata atau tidak perhatikan, tidak menutup kemungkinan pasien ini justu keluar rumah dan enggan melakukan isolasi mandiri karena tidak ada jaminan dari pemerintah.
“Untuk itu,kita dari rekan-rekan media membantu dengan memberikan bantuan paket sembako di depan pintu rumah pasien. Isolasi ini harusnya mendapat perhatian dan bantuan .karena Sejauh ini keluarga pasien patuh untuk mengisolasi diri,” pungkasnya. (Dika)