JAMBI, AksesJambi.com – Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional XI Tahun 2018 di Provinsi Jambi sebagai tuan rumah resmi ditutup, Minggu (8/7/208) sore, bertempat di Lapangan Depan Kantor Gubernur Jambi. Festival tersebut ditutup oleh Asisten II (Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial) Setda Provinsi Jambi, Agus Sunaryo.
Penekanan even (festival) ini bukan pada perlombaan, tetapi pada sajian olahraga dan permainan tradisional yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Selanjutnya, olahraga dan permainan tradisional yang disajikan tersebut didaftarkan dan diseleksi di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia sebagai Olahraga dan permainan tradisional bagian dari budaya bangsa.
Dalam penutupan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi melalui Dinas Pemuda dan Olahraga memperkenalkan Senam Siginjai dan Senam Jago Negeri kepada seluruh peserta festival olahraga tradisional, keduanya diiringi dengan lagu. Makna Senam Siginjai adalah bahwa Provinsi Jambi memiliki banyak potensi, baik dalam sumber daya alam mapun budaya, dan masyarakatnya hidup berdampingan dengan baik. Senam Jago Negeri mengandung makna sangat pentingnya persatuan dan kesatuan untuk menjaga negeri.
Saat makan malam para peserta festival olahraga tradisional pada Jumat (6/7) lalu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jambi, Dr.Drs.H.Fachrori Umar,M.Hum mengemukakan bahwa penyelenggaraan festival olahraga tradisional ini merupakan bagian dari upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama dengan stakeholder terkait, untuk melestarikan budaya daerah-daerah berupa olahraga dan permainan tradisional di Jndonesia, ditengah tantangan zaman dengan kecanggihan teknologi dan digitalisasi.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Drs.H.M.Dianto,M.Si dalam pembukaan festival pada Sabtu (7/7) malam menyatakan, Pemerintah Provinsi Jambi mendukung upaya pelestarian olahraga dan permainan tradisional, dan kegiatan-kegiatan lainnya unruk pengembangan kepemudaan.
Agus Sunaryo mengapresiasi kehadiran seluruh peserta (18 provinsi) dalam festival olahraga tradisional yang diselenggarakan di Jambi. Agus berharap agar olahraga tradisional bisa dilestarikan, dan agar kekurangan penyelenggaraan festival justru dijadikan perbaikan penyelenggaraan berikutnya.
Olahraga atau permainan tradisional yang ditampilkan oleh masing-masing daerah dalam festival tersebut adalah : 1.SI dari DKI Jakarta, 2.Suruk-Surukan dari Kabupaten Tebo Provinsi Jambi, 3.Bagadeng Basamo dari Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi, 4.Cado dari Papua, 5.Mo Dandta dari Gorontalo, 5.Baridak Barudak Rangkas Bitung dari Banten, 7.Kedemplung dari Jawa Barat, 8.Siluncuar Palopa Enau daru Riau, 9.Eket Daet dari Bengkului, 10.Balugu Babintih dari Kalimantan Tengah, 11.Kacapak Kacabau dari Kalimantan Selatan, 12.Maen Sabut Kelapa Karon Sahang dari Bangka Belitung, 13.Kuntau dari Kalimantan Timur, 14.Sinnal Garamural dari Nusa Tenggara Timur, 15.Siap-Siapan dari Bali, 16.Saruang Karambia dari Sumatera Barat, 17.Pasodo Tompong-Tompong dari Sumawesi Selatan, 18.Gekhubak Takkung dari Lampung, 19.Anturaung dari Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, dan 20.Obah Owah dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Asisten Deputi Pembudayaan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Bayu Hardian, Kepala Dinas Pemuda dan Olahtlraga Provinsi Jambi, Wahyudin turut hadir dalam acara tersebut. (HMS)